Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan bekerja sama untuk mengembangkan teknologi pengelolaan sampah ramah lingkungan. Hal tersebut menjadi salah satu fokus dalam kerja sama yang akan dilakukan dengan Pusan National University (PNU), Korea Selatan melalui pendirian pusat kerjasama teknologi kelautan ramah lingkungan.
Bersama Presiden PNU Cha Jeong In, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Victor Gustaaf Manoppo akan bekerja sama mengembangkan teknologi di galangan kapal dan sektor kelautan kedua negara.
Victor mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi sampah laut dan plastik yang mengancam kesehatan keanekaragaman hayati laut, industri dan masyarakat. Oleh karena itu, sampah laut dan plastik menjadi isu global yang harus ditangani dengan melibatkan berbagai pihak dan negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengurangan sampah laut dan plastik relevan dengan salah satu kebijakan ekonomi biru KKP yaitu membersihkan lautan melalui partisipasi para nelayan, kami menyebutnya program Bulan Cinta Laut," ujarnya pada Jumat (2/6) di Hydrogen Ship Technology Center Pusan National University (PNU HSTC) saat penandatanganan Letter of Intent (LoI), dikutip Minggu (4/6/2023).
Ia melanjutkan, kerja sama ini adalah langkah awal untuk mengeksplorasi lebih jauh bagaimana menciptakan lautan yang lebih sehat melalui pemanfaatan teknologi yang dapat mengurangi sampah laut dan plastik sehingga akan berkontribusi pada konservasi lingkungan laut, pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan serta pencapaian target nasional untuk mengatasi volume sampah plastik.
"Saya mengapresiasi atas kemajuan kerjasama yang telah dirintis dan menjadikan momentum ini sebagai upaya bersama untuk mengatasi masalah sampah laut dan sampah plastik di lautan kita," paparnya.
Berambung ke halaman selanjutnya.