4 Fakta Unik Proyek Jembatan Kretek 2 di Yogyakarta, Mau Tahu?

4 Fakta Unik Proyek Jembatan Kretek 2 di Yogyakarta, Mau Tahu?

Erika Dyah Fitriani - detikFinance
Selasa, 06 Jun 2023 15:58 WIB
Jembatan Kretek 2 Yogyakarta
Foto: dok. Wika
Jakarta -

Proyek Jembatan Kretek 2 di Bantul, Yogyakarta, yang dibangun dari kerja sama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT Hutama Karya (Persero) baru saja diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo. Jembatan yang menghubungkan Parangtritis dan Tirtohargo ini membentang sepanjang 556 meter melintasi Sungai Opak dan memangkas jarak tempuh sekitar 5 km.

Proses pembangunan Jembatan Kretek 2 di Bantul, Yogyakarta ini menyimpan sejumlah fakta menarik, antara lain:

1. Penggunaan Teknologi Lead Rubber Bearing (LRB)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di lokasi Jembatan Kretek 2 terdapat sesar Opak yang merupakan sesar yang aktif. Lokasi ini berpotensi gempa dan pergerakan tanah (likuifaksi), sehingga pembangunannya menggunakan teknologi khusus Lead Rubber Bearing (LRB) untuk meredam gempa.

Corporate Secretary WIKA Mahendra Vijaya mengungkapkan teknologi LRB dirancang untuk mengurangi dampak gempa pada struktur jembatan, serta dapat mengabsorpsi dan mengalihkan energi gempa. Hal ini merupakan antisipasi untuk mereduksi risiko kerusakan yang dapat terjadi.

ADVERTISEMENT

Untuk menanggulangi pergerakan tanah (likuifaksi), pihaknya menggunakan soil replacement sedalam 3 m untuk menggantikan tanah yang terlikuifaksi.

"Dengan adanya penggunaan teknologi tersebut, keamanan jembatan dapat meningkat secara signifikan serta mampu memberikan memberikan kepercayaan kepada pengguna jembatan akan ketahanan strukturnya," ungkap Mahendra dalam keterangan tertulis, Selasa (6/6/2023).

2. Filosofi Menara Luku

Di Jembatan Kretek 2 ini, terdapat ikon atau landmark dengan ornamen Menara Luku. Adapun secara garis besar, desain Jembatan Kretek 2 memuat sebuah filosofi Among Tani Dagang Layar yang tak hanya indah secara visual namun juga memiliki makna mendalam.

Stilisasi bentuk Luku (Laku Urip Kang Utama) merupakan wujud agrarisnya budaya dan masyarakat Yogyakarta. Luku yang dipadukan dengan bentuk Pikulan bermakna kerja keras dan saling bekerja sama sebagai bagian dalam semangat pembangunan Yogyakarta.

Jembatan Kretek 2 YogyakartaJembatan Kretek 2 Yogyakarta Foto: dok. Wika

Selain itu, Menara Luku pada Jembatan Kretek 2 juga mengambil filosofi Pamor Keris Toya Mambeg Sepuh atau Pamor Toya Ngembeng tentang genangan air. Genangan air ini bermakna sebagai sumber kehidupan yang bermakna rezeki yang terkumpul dan tidak mudah bocor atau habis.

Selain itu, terdapat ornamen garis-garis pada Menara Luku yang melambangkan aliran air mengalir, di mana posisi Jembatan Kretek 2 sebagai jalan yang melewati sungai (air) tercermin dalam ornamen ini. Jika dilihat dalam jenis pamor keris, ornamen seperti itu termasuk pamor toya mambeng yang bermakna harapan untuk rezeki lancar dan tidak mudah mengalir keluar.

3. Edupark Nadiloka sebagai Wahana Rekreasi dan Olahraga

Tak hanya menghubungkan jalur jalan lintas selatan (JJLS), Jembatan Kretek 2 juga menjadi ikon wisata baru di Bantul, Yogyakarta. Jembatan ini dilengkapi dengan taman atau edupark yang cukup luas di tepi jembatan pada sisi Parangtritis.

Edupark bernama Nadiloka ini memanfaatkan space di guide wall jembatan. Pengunjung nantinya dapat menikmati pemandangan alam yang indah karena langsung menghadap Sungai Opak, serta menikmati suasana asri, udara yang bersih, sejuk, dan segar.

Selain menjadi wahana wisata, Edupark Nadiloka juga bisa menjadi sarana berolahraga karena dilengkapi dengan jogging track dan pedestrian. Tersedia space Luku Hotspot di tengah edupark yang menjadi titik favorit pengunjung untuk berswafoto dengan background Menara Luku, serta terdapat Monumen Sesar Opak yang dibangun di Edupark Nadiloka.

Jembatan Kretek 2 YogyakartaJembatan Kretek 2 Yogyakarta Foto: dok. Wika

Dengan adanya Edupark ini, pembangunan jembatan tidak hanya menjadi sarana transportasi. Namun juga menjadi sumber daya wisata yang menarik dan bermanfaat bagi masyarakat setempat dan pengunjung dari luar daerah.

4. Fasilitas Rest Area

Tempat istirahat (Rest Area) juga dibangun di area Girisubo yang menghubungkan Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS). Rest Area ini dibangun dengan konsep Cakra Manggilingan dan Swanayasa.

Konsep Cakra Manggilingan merupakan siklus yang terus berulang dalam filosofi waktu (infinity). Konsep ini juga menggambarkan hakikat Sangkan Paraning Dumadi yang berarti masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Sementara itu, konsep Swanayasa menggambarkan wahana yang memberikan kehidupan di sekitarnya sebagai tempat hilir mudik makhluk hidup di atasnya dan persinggahan silih berganti.

Dengan mengusung 2 konsep tersebut, rest area ini akan menjadi simbol kesinambungan dan keberlangsungan Yogyakarta dan Gunung Kidul khususnya (Mataram). Selain itu, tempat istirahat ini juga menjadi rest area pertama di Provinsi DIY dari arah timur.

Dilansir dari laman presidenri.go.id, keberadaan Jembatan Kretek 2 disambut antusias oleh warga bernama Dwi Atmanto. Ia mengaku jarak tempuh ke kawasan Parangtritis dan sekitarnya menjadi lebih cepat dan mudah dijangkau.

"Yang dulu harus muter jauh, sekarang tinggal nyebrang jembatan. Kalau muter itu setengah jam lebih, sekarang seperempat jam sudah bisa mengakses pantai-pantai di selatan, termasuk Parangtritis dan pantai lainnya," pungkasnya.




(prf/ega)

Hide Ads