Kebanyakan warga Jakarta Timur mungkin sudah tidak asing lagi dengan kawasan Banjir Kanal Timur (BKT). Diketahui kanal ini sengaja dibangun oleh pemerintah DKI Jakarta untuk menanggulangi banjir yang kerap terjadi di Ibu Kota.
Pembangunan sendiri sudah dimulai sejak 2003 silam dan menelan biaya sekitar Rp 5 triliun. Jalur BKT ini diperkirakan memiliki panjang sekitar 23,5 km yang membentang mulai dari Kebon Nanas, Jakarta Timur hingga Pantai Marunda, Jakarta Utara.
Guna mempercantik jalur penyerapan air ini, pada sisi-sisi BKT pemerintah membangun sebuah jalan beton, menanam pepohonan, rumput, dan di sejumlah titik dibangun halte atau taman kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikcom mencoba menelusuri jalan di sisi samping kanal ini untuk melihat apa saja yang ada di sekitar jalur BKT, Selasa (18/7/2023). Penelusuran ujung BKT ini dimulai dari Jalan Inspeksi BKT Timur yang terletak di samping BKT Cakung, Jakarta Timur.
Pada titik yang tidak jauh dari stasiun Cakung tersebut, terlihat ada sejumlah warung atau kios kecil di sepanjang jalur BKT ini. Meski begitu, pagi ini sebagian warung tersebut masih belum buka.
Saat menelusuri pinggiran BKT ke arah utara, pada sisi barat dan timur jalur ini terlihat ada rumah-rumah warga dan bangunan rumah susun (rusun). Lebih jauh, jalan di sisi BKT ini sempat terpotong oleh Jalan Raya Bekasi-Pantura.
Di kawasan Ujung Menteng ini, jalur BKT mulai jadi pemisah antara kota administrasi Jakarta (di sisi barat jalur) dengan Bekasi (di sisi timur jalur). Di area itu juga ditemui sebuah taman kecil yang menjadi pembatas antara jalur BKT dengan sebuah komplek perumahan.
Menelusuri lebih jauh, pada sisi-sisi BKT hanya terdapat pepohonan dan rumput-rumput hijau. Sesekali ditemui sejumlah bangunan yang nampak seperti warung.
Ada Sawah di Pinggir BKT
Setelah menelusuri pinggiran BKT sekian kilometer, terpantau hamparan sawah hijau yang sudah sangat langka di kawasan Ibu Kota.
Diketahui hamparan sawah ini terletak di kawasan Rorotan, Cilincing, Jakarta Timur. Lahan pertanian ini berlokasi di dekat tempat pemakaman umum (TPU) Rorotan.
Bentangan hamparan sawah ini dapat terlihat dari Jalan Inspeksi Kanal Timur yang terletak di samping jalur BKT. Area pertanian yang banyak ditumbuhi padi ini posisinya beberapa meter lebih rendah dari jalan.
Diperkirakan sawah ini membentang kurang lebih sekitar 1 kilometer di sisi BKT. Di tengah sawah ini, sesekali ditemui bangunan semi permanen yang diduga merupakan tempat beristirahat para petani.
Sementara untuk jarak antara ujung BKT dengan hamparan sawah ini kurang lebih sekitar 4-5 kilometer. Tidak jauh dari hamparan sawah itu terlihat juga sejumlah tambak ikan.
Usai menyusuri lebih jauh sekitar 1,5 kilometer dari hamparan sawah dan tambak, ditemui pintu air WEIR Marunda 3. Kemudian sekitar 2 kilometer selanjutnya, akhirnya tibalah di jalan menuju ujung BKT.
Memasuki jalan Pinggir Dermaga, terlihat banyak rumah-rumah semi permanen di sisi barat jalan. Sebagian besar rumah-rumah ini terletak lebih rendah dari jalan.
Sementara itu pada sisi timur jalan, tepatnya di jalur air BKT yang langsung terhubung dengan teluk Jakarta, terdapat sejumlah kapal-kapal kayu tengah menepi ke sisi jalan.
Terus berjalan ke utara, jalan sepanjang 1,5 km ini kemudian menemui titik paling ujung. Pada ujung jalan ini terlihat batas jalan beton pinggir BKT yang kemudian langsung disambung dengan jalan tanah bebatuan.
Di ujung jalan sebelah teluk, terlihat ada sebuah mushola kecil di sebelah tenda besar berisikan kapal dan bangunan putih yang terbuat dari tembok semen. Di dekat situ juga ditemui beberapa rumah semi permanen yang terbuat dari bambu.
Sementara di teluk ujung BKT ini, terlihat ada beberapa kapal yang sebagian di antaranya nampak sudah tidak digunakan lagi. Di perbatasan antara jalan dengan teluk ini, ditemui banyak sampah yang mengambang.