Basuki: Jakarta Sangat Rentan Penyediaan Air Minum, Sumber Cuma dari Jatiluhur

Basuki: Jakarta Sangat Rentan Penyediaan Air Minum, Sumber Cuma dari Jatiluhur

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 26 Jul 2023 17:29 WIB
Jurus Kementerian PUPR Atasi Banjir Rob Semarang Demi Pemudik
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono/Foto: Dok. Kementerian PUPR
Jakarta -

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan DKI Jakarta rentan dalam penyediaan air minum bersih dan layak. Pasalnya sumber penyediaannya hanya satu yakni Waduk Jatiluhur.

"Jakarta ini sangat rentan penyediaan air minumnya. Sampai sekarang hanya satu sumbernya yaitu dari Jatiluhur," kata Basuki dalam acara Konferensi Proyek Strategis Nasional (PSN) di Grand Hotel Sheraton, Jakarta, Rabu (26/7/2023).

Untuk meningkatkan akses air minum yang bersih dan layak di Jakarta, Kementerian PUPR telah menyiapkan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) regional Jatiluhur 1. Pembangunan itu direncanakan melalui skema pembiayaan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Maka dari itu kami sedang siapkan tambahan SPAM Jatiluhur ini sebanyak 16.000 meter kubik per detik," kata Basuki.

Basuki menyebut pihaknya juga menyiapkan sumber lainnya selain di Jatiluhur, yakni SPAM di Karian, Banten. SPAM ini akan menyuplai air minum di Jakarta dari wilayah Barat.

ADVERTISEMENT

"Dulu itu hanya satu (sumber), begitu tanggul jebol di Bekasi, Jakarta sudah kekeringan. Dengan nanti ada dua SPAM dari Jatiluhur dan ada 1 SPAM dari Karian, Insyaallah bisa lebih aman," pungkasnya.

Cuma 21% Warga RI Punya Akses Air Bersih

Kementerian PUPR mengungkapkan Indonesia secara nasional masih dilanda krisis air yang sangat krusial. Saat ini baru 21% penduduk yang dapat mengakses air bersih yang bersumber dari pipa.

Hal itu diungkapkan Staf Khusus Menteri PUPR Bidang Sumber Daya Air Firdaus Ali dalam acara JFCC Panel Discussion Road to the 10th World Water Forum. Dia menjelaskan krisis yang dimaksud ialah berupa kekurangan akses air bersih maupun pengelolaan air bersih saat bencana seperti banjir melanda.

"Nasional juga kita sangat prihatin sekali, di mana kita masih di bawah 21% populasi kita yang punya akses ke air perpipaan. Kenapa, tentunya yang paling save itu air perpipaan karena di luar itu bisa terkontaminasi," ungkapnya, di Kantor Kementerian PUPR, Selasa (4/7/2023).

Bahkan, di ibu kota sendiri yakni DKI Jakarta, saat ini kondisinya tidak jauh berbeda. Berdasarkan datanya sebanyak 62% penduduk Jakarta telah memperoleh akses terhadap air bersih, namun fakta di lapangan sangat berbeda di mana angkanya baru mencapai 39%.

"Jakarta itu selama musim hujan banjir, setelah musim hujan juga ya suplai air bersihnya juga terkendala. Selama tidak hujan juga ya struggle mendapatkan air," imbuhnya.

Menurutnya, krisis air ini terbilang cukup krusial dan menjadi tantangan yang tidak mudah bagi pemerintah. Oleh karena itu, perlu dibentuk kerangka untuk pengelolaan air yang lebih bijaksana.

"Hambatan berikutnya, air kita melimpah tapi di tempat populasi kita tidak banyak. Misalnya Pulau Jawa luasnya hanya 6,8% dari luas Indonesia, dihuni oleh 56% populasi Indonesia, sementara cadangan air tawar di Pulau Jawa kan tidak lebih dari 5%," ujarnya.

(aid/ara)

Hide Ads