Raksasa Properti China Terlilit Utang, Jokowi Minta Pengusaha RI Hati-hati

Raksasa Properti China Terlilit Utang, Jokowi Minta Pengusaha RI Hati-hati

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 09 Agu 2023 10:38 WIB
Wawancara Presiden Jokowidodo di Istana Bogor, Kamis (12/10/2017). dokhy sasra/detikcom
Presiden Jokowi/Foto: Dikhy Sasra
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pengusaha properti berhati-hati dalam mengelola perusahaannya. Khususnya dalam rangka mengatur keuangan perusahaan.

Dia menyinggung banyak perusahaan properti besar di China yang terlilit utang dan kini ambruk. Dia memaparkan salah satu perusahaan terlilit utang sampai Rp 4.400 triliun.

Jumlah itu menurutnya mengalahkan jumlah anggaran belanja negara di APBN yang hanya mencapai Rp 3.061 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita tahu tidak semua sektor properti negara lain bisa bertahan, baik karena COVID maupun sisi ekonominya. Kita tahu di RRT (China) ada perusahaan properti besar yang ambruk yang utangnya ngalahin APBN kita, utangnya sampai Rp 4.400 triliun rupiah. Jangan ditepuk tangani," ujar Jokowi dalam Munas REI 2023 di Sheraton Hotel, Jakarta Selatan, Rabu (9/8/2023).

"Utangnya Rp 4.400 triliun rupiah. Ada yang di sini utangnya sampai segitu? Sekali lagi lagi hati-hati mengenai ini, sehingga semuanya harus dikendalikan," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Jokowi sebetulnya mengaku senang dengan perkembangan properti di Indonesia. Menurutnya, di tengah perlambatan ekonomi global, sektor properti, real estat dan konstruksi menjadi sektor yang tangguh, tahan banting, dan kompetitif. Kontribusi sektor properti pada 2018-2022, menurut Jokowi setiap tahunnya mencapai Rp 2.300-2 800 triliun.

"Sangat besar sekali. Ini memberikan kontribusi dari 16% dari PDB ekonomi kita, besar sekali. Tenaga kerja yang tersangkut dalam perputaran ekonomi di REI mencapai 13-19 juta orang. Sangat banyak sekali," kata Jokowi.

Maka dari itu, menurutnya wajar bila banyak negara, termasuk Indonesia memberi tumpuan besar kepada sektor properti untuk membangun pertumbuhan ekonominya.

"Kenapa banyak negara ingin men-drive ekonominya lewat real estat dan usaha properti karena kontribusi PDB sangat tinggi. Di semua negara begitu," ungkap Jokowi.

Simak juga Video: Jokowi Rayu Pengusaha China Investasi di IKN hingga Kendaraan Listrik

[Gambas:Video 20detik]



(hal/ara)

Hide Ads