Sebanyak 10 perusahaan swasta bakal membangun proyek tower rumah susun atau rusun di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur. Perusahaan itu berasal dari Indonesia, konsorsium perusahaan China dan Indonesia, hingga dari Korea Selatan.
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita Ibu Kota Nusantara Agung Wicaksono mengatakan ada sekitar 200 tower yang bakal digarap oleh perusahaan tersebut. Agung menjelaskan saat ini tengah dilakukan feasibility study atau studi kelayakan.
"Yang 47 itu dari APBN (oleh Kementerian PUPR). Kalau yang swasta ini estimasi kita ada 200 tower, yang menyampaikan minat dan sekarang sedang diproses studi kelayakan," katanya di sela acara ASEAN Investment Summit 2023 di Hotel Sultan, Jakarta, dikutip Senin (4/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agung membocorkan beberapa perusahaan tersebut. Terdapat nama Summarecon, PT Intiland Development Tbk, hingga Ciputra Group.
"Dari 10 itu ada Sumarecon, ada yang namanya PT Nindya Karya (Persero), yang ada BUMN-nya. Ada Wika Gedung. Kemudian swasta lagi ada Intiland, terus ada Triniti Land dan Ciputra," bebernya.
Sementara itu, Agung Sedayu bakal menggarap proyek dengan skema investasi swasta dan bukan Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Mereka akan menggarap proyek seperti Mall, hotel dan lainnya.
"Agung Sedayu bukan di hunian KPBU. dia di sektor Play tadi, yang investasi murni, mix use development. Yang bikin mall, hotel, itu Agung Sedayu. Rumah sakit ada Hermina, ada juga hotel, beberapa brand hotel minggu depan akan diumumkan," bebernya.
Adapun nilai investasi di sektor play atau hiburan diperkirakan mencapai Rp 20 triliun. Pada kesempatan itu ia menjelaskan pembangunan IKN banyak menggunakan skema KPBU yang jumlahnya sekitar 52%. Sementara sisanya berasal dari APBN dan investasi swasta murni.
"Kalau tidak salah IKN itu US$ 32 miliar, atau Rp 500 triliun. Itu kan 20%-nya APBN negara. Banyak untuk yang (proyek) work tadi. Tapi kemudian 52% itu adalah KPBU, dan banyak di (proyek) live. Nah kemudian yang (proyek) play itu adalah swasta, murni investasinya. Jadi ada 3, APBN, KPBU dan swasta," bebernya.
Sementara itu sejumlah negara ASEAN disebut bakal investasi juga di IKN. Misalnya, Malaysia yang bakal menggarap 20 tower rusun lewat dua perusahaannya. Lalu ada juga dari Singapura yang tertarik investasi di sektor energi terbarukan.
"Dari Singapura itu mereka paling minat renewable energy, kemudian pengolahan waste," pungkasnya.
(ily/rrd)