Sejumlah warga terdampak proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung di kawasan Halim, Jakarta Timur, menjajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KJCB).
Setelah mencobai kereta dengan kecepatan maksimum 350 km per jam itu, para warga turut merespons soal wacana pengenaan tarif kereta cepat.
Berikut adalah fakta-faktanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Diikuti Warga Dari Dua RW
Ditemui oleh detik.com, terdapat dua kelompok warga yang berasal dari dua RW yang diundang PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) selaku pengelola.
Keduanya adalah RW 1 Jaticempaka, Pondok Gede, Bekasi dan RW 15 dari Komplek Trikora, Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur.
Beragam fasilitas yang dihadirkan KJCB membuat mereka terkesima. Salah seorang di antaranya bahkan menyebut "Naik Kereta ini seperti naik pesawat. Betul-betul tidak terasa sudah sampai Bandung" ucap Umi (50) warga RW 15.
2. Pikir-Pikir Dulu Tarif Rp 300 Ribu
Kendati menikmati berbagai fitur dan fasilitas yang dihadirkan PT KCIC, sejumlah warga juga mengaku bakal mempertimbangkan untuk terus menggunakan KCJB.
Musababnya, wacana tarif Rp 300 ribu per perjalanan dinilai cukup mahal.
Puji, warga RT 1 Jati Cempaka, misalnya. Pria 58 tahun ini mengapresiasi kecanggihan fasilitas yang tersedia. Namun, ia juga mengaku akan pikir-pikir lagi jika harus merogoh kocek Rp 300 ribu untuk kereta cepat.
Sementara Umi, warga RW 15, mengatakan akan sangat mempertimbangkan jika dikenakan tarif Rp 300 ribu untuk kereta tersebut untuk sekali perjalanan.
"Bagus , tapi cukup mahal, sih, pak. Apa tidak ada diskon, ya, buat warga terdampak," ucapnya sambil tertawa.