Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, buka suara terhadap berbagai persoalan teknis yang dialami oleh LRT Jabodebek. Menurutnya, berbagai persoalan tersebut adalah bagian dari proses terobosan Indonesia di industri perkeretaapian.
"Kita jangan melihat dari sisi negatifnya (LRT Jabodebek) tapi itu sebuah proses, proses yang kita harus lakukan," ucap Erick di agenda Asian Creative & Digital Economy Youth Summit di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Sabtu (28/10/2023).
Dalam persoalan LRT, Erick kemudian memberi contoh upaya Wright bersaudara saat menciptakan pesawat terbang pertama. Sebelum pesawat itu terbang sempurna, pesawat prototip milik Wright bersaudara jatuh berkali-kali.
Menurutnya, contoh itu mirip dengan situasi yang sedang dihadapi LRT Jabodebek sebagai salah satu terobosan Indonesia di bidang perkeretaapian.
"Itu proses yang kita harus jalanin gitu. Tapi kita harus bangga sebagai bangsa bahwa kita bisa," ungkapnya.
Sebelumnya berdasarkan catatan detikcom, berbagai persoalan kini tengah dialami LRT Jabodebek. Pada Kamis (26/10/2023), Manager Humas LRT Jabodebek Kuswardoyo, mengatakan bahwa LRT memang tengah mengurangi operasional perjalanan keretanya. LRT hanya mengoperasikan 9 rangkaian kereta (trainset) dari 16 trainset yang ada.
Hal ini disebabkan sebagian kereta LRT mengalami keausan. Menurut Kuswardoyo, roda kereta yang aus tersebut perlu dilakukan perawatan dengan pembubutan
"Roda sebagian kereta sudah mengalami keausan yang harus dilakukan pembubutan untuk menjadikan kondisi roda menjadi sesuai dengan aturan keselamatan operasional KA," ucapnya.
Akibatnya, jumlah perjalanan LRT Jabodebek pun dikurangi. Waktu kedatangan dan keberangkatan dari stasiun menjadi semakin lama. Waktu operasional kereta pun diatur menyesuaikan jam sibuk dan jam non-sibuk.
"Sehingga dengan pengurangan jumlah perjalanan mengakibatkan headway dan keberangkatan dari stasiun semakin lama jaraknya," ujar Kuswardoyo.
(eds/eds)