Jepang Minta MRT Jalur Timur-Barat Digarap Pertengahan 2024

Jepang Minta MRT Jalur Timur-Barat Digarap Pertengahan 2024

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 02 Nov 2023 11:01 WIB
Terowongan Stasiun Monas MRT Fase 2
Foto: Adi Fida Rahman/detikINET
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Presiden Japan International Cooperation Agency (JICA) Akihito Tanaka di kantornya pada Rabu (1/11). Pertemuannya membahas keberlanjutan kerja sama atas beberapa proyek strategis yang telah terjalin antara Indonesia dan Jepang melalui JICA, salah satunya MRT jalur Timur-Barat.

Dalam kesempatan itu, Airlangga mengatakan Presiden JICA menyampaikan harapannya agar groundbreaking MRT jalur Timur-Barat dapat dilaksanakan pada pertengahan 2024. Lebih awal dari rencana Agustus 2024.

"Pemerintah Indonesia mendukung keberlanjutan proyek MRT dan juga mengapresiasi proyek-proyek strategis nasional lainnya yang sudah terjalin antara kedua negara seperti pembangunan jalan tol untuk konektivitas, pelabuhan Patimban, kerja sama sektor migas, infrastruktur digital, dan pengembangan kawasan ekonomi," kata Airlangga dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (2/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MRT koridor Timur-Barat fase I meliputi jalur dari Tomang sampai dengan Medan Satria. Jika keseluruhan koridor sudah tersambung, maka transportasi rel ini akan membentang sepanjang 90 km dari Balaraja di Tangerang hingga Cikarang, serta melintasi tiga provinsi, dua kabupaten, dan tiga kota.

Pihak JICA menyambut positif komitmen pemerintah Indonesia untuk tetap melanjutkan proyek-proyek strategis yang tengah berjalan pada 2024 dan seterusnya.

ADVERTISEMENT

"Kami berharap proyek-proyek strategis tersebut akan terus berlanjut sebagai key element kerja sama antara kedua negara," ungkap Akihito Tanaka.

Dalam kesempatan itu, Airlangga dan Presiden JICA juga berbagi pandangan akan pentingnya menjajaki kerja sama di bidang pengembangan sumber daya manusia. Keduanya menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia di sektor digital.

"Mengingat Jepang membutuhkan tenaga kerja Teknik, begitu juga Indonesia membutuhkan keahlian tenaga kerja Jepang untuk bertransformasi," ucap Airlangga.

Simak juga Video: MRT-LRT Tak Untung, Jokowi: Itu Keputusan Politik, Bukan Ekonomi Perusahaan

[Gambas:Video 20detik]



(aid/das)

Hide Ads