Tarif LRT Jabodebek sampai saat ini masih sering mengalami perubahan, padahal operasinya baru berjalan sejak Agustus 2023 kemarin atau baru berjalan sekitar 4 bulan. Terakhir, tarif yang ada saat ini sedang dikaji untuk diubah skemanya menjadi dynamic pricing alias tarif dinamis.
Dalam catatan detikcom, sejatinya tarif LRT Jabodebek sendiri ditetapkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 67 tahun 2023 tentang Tarif Angkutan Angkutan Orang dengan Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi Jabodebek untuk Melaksanakan Kewajiban Pelayanan Publik ditetapkan pada 14 Juli 2023.
Beleid tersebut mengatur tarif LRT Jabodebek dengan rincian Rp 5.000 untuk jarak kilometer pertama, dan Rp 700 per kilometer berikutnya. Artinya, tarif LRT Jabodebek ditetapkan Rp 5.000 paling murah dan Rp 24.700 untuk tarif jarak terjauh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Kementerian Perhubungan memutuskan agar tarif LRT Jabodebek diberikan promosi di awal operasionalnya. Tarif promosi diberikan hingga bulan Februari 2024 dalam dua tahap.
Tahap pertama, tarif LRT Jabodebek ditetapkan senilai Rp 5.000 untuk perjalanan jauh dekat. Tapi, hal ini hanya berlaku dalam waktu satu bulan saja. Tepatnya pada 28 Agustus-30 September 2023.
Per 1 Oktober 2023, masa tarif promo tahap dua dimulai. Ada banyak perubahan tarif pada tahap kedua. Tarif tidak lagi menerapkan skema jauh dekat namun menggunakan tarif kilometer pertama dan tarif progresif setiap kilometer. Skemanya persis seperti yang ada pada Kepmen 67 tahun 2023.
Meski skemanya sama, tarif promo tahap dua ini nominalnya masih jauh lebih murah daripada yang ada di Kepmen 67 tahun 2023. Tepatnya, tarif ditetapkan dengan rincian Rp 3.000 untuk kilometer pertama dan tarif maksimal Rp 20.000.
Tarif ini masih berlaku sampai sekarang hingga bulan Februari 2024. Namun, akhir Oktober 2023 kemarin, Kementerian Perhubungan melakukan sedikit modifikasi pada tarif promo yang saat ini berlaku.
Nominal tarif promo mengalami penurunan, hal ini terjadi khusus untuk akhir pekan dan hari libur nasional. Bila tarif maksimal awalnya ditetapkan Rp 20.000, kini diubah menjadi lebih murah hanya Rp 10.000. Namun sekali lagi, tarif lebih murah ini hanya berlaku pada hari libur.
Belum selesai masa tarif promo hingga Februari 2024, Kementerian Perhubungan kini membuka opsi kajian untuk mengubah skema penarifan LRT Jabodebek. Skema baru yang akan diperkenalkan adalah tarif dynamic pricing alias tarif dinamis.
Dynamic pricing adalah satu skema pemberian harga layanan yang berbeda-beda selama horison waktu penjualan. Biasanya hal itu dilakukan memperhatikan banyak atau sedikitnya permintaan dalam satu waktu.
Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan, dynamic pricing yang akan diterapkan pada skema tarif LRT Jabodebek akan membuat tarif jadi lebih murah pada jam sibuk atau peak hours.
Wacana penerapan dynamic pricing muncul di tengah usulan dispensasi tarif LRT Jabodebek imbas gangguan yang belakangan dialami kereta tanpa masinis ini.
"Ini yang namanya dynamic (pricing) tergantung off (hour) sama peak (hour). Jadi ketika memang itu lagi peak seperti sekarang kan itu harganya bisa lebih murah," jelas Adita di Kompleks DPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (7/11/2023).
Namun, sampai saat ini Adita mengatakan skema baru itu baru sebatas kajian. Setidaknya hingga akhir tahun ini belum tentu skema tersebut akan diberlakukan.
(hal/das)