Otorita Ibu Kota Nusantara (Otorita IKN) mencatat, sebanyak 305 investor menyatakan minat investasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang ditandai dengan surat pernyataan minat atau letter of intent (LOI). Dari 305 surat tersebut, sebanyak 172 berasal dari investor domestik, sementara sisanya 133 merupakan investor asing.
Dari ratusan investor asing itu, investor Singapura tercatat paling banyak menyatakan minat investasi di IKN yakni 27 investor.
"Jadi kalau 172 dari 305 adalah merah putih, maka sisanya tentunya sekitar 133 itu adalah investor asing, dan bisa dilihat sebarannya yang paling banyak dari Asia, Singapura, Jepang, Malaysia, China, Korea. Tapi juga ada Amerika, dan negara-negara Eropa, negara Timur Tengah dan lain," jelas Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi, Otorita IKN Agung Wicaksono dalam konferensi pers virtual, Senin (20/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah Singapura, investor asing yang juga berminat menanamkan modal di IKN yakni Jepang 25 investor, Malaysia 19 investor, China 19 investor, Korea Selatan 9 investor, Amerika Serikat (AS) 7 investor. Lalu, ada juga Finlandia 3 investor, Spanyol 3 investor, Uni Emirat Arab 2 investor, Thailand 2 investor, Jerman 2 investor, dan lain-lain 18 investor.
Dia melanjutkan, ada beberapa tahapan yang mesti dilalui investor untuk menanamkan modal di IKN. Dari materi yang ia paparkan, yakni penyerahan surat pernyataan minat (LOI), tinjauan dan penilaian sektor skala prioritas LOI, 1 on 1 meeting, dan penyerahan surat konfirmasi.
Berikutnya, tanggapan dari Otorita IKN kepada investor, perjanjian kerahasiaan dan permohonan data NDA dan data request, studi kelayakan, dan terakhir kesepakatan.
Dia bilang, memberikan prioritas kepada investor domestik merupakan hal yang penting. Sehingga, berbagai tahapan untuk menanamkan modal dengan cepat dilakukan.
"Prioritisasi kepada sektor yang diminati oleh investor merah putih, domestik itu memang menjadi prioritas yang penting sehingga tahapan selanjutnya one on one meeting, sampai kepada kesepakatan ini banyak lebih cepat dijalani, lebih sat-set saya bilangnya dalam memproses, mengevaluasi risk and return, dan juga mengambil keputusan hingga sampai kesepakatan tadi," terangnya.
Simak juga Video: Jokowi Ungkap Ratusan Investor Asing Sudah Teken LOI di IKN