Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan tidak ada masalah dalam penggunaan rangka baja dalam konstruksi Tol Jakarta-Cikampek (Japek) layang alias Tol MBZ (Mohammed Bin Zayed). Tanggapan ini menyusul pemberitaan yang menyebut rangka tersebut seharusnya menggunakan beton.
Hal ini menjadi sorotan beberapa waktu belakangan lantaran sebelumnya Kejaksaan Agung menyebut penggantian bahan rangka menjadi baja merupakan salah satu modus dari kasus korupsi proyek Tol MBZ 2016-2017.
Meski demikian, Basuki menjamin, jembatan tersebut sudah teruji dan terbukti aman. Selaras dengan itu, menurutnya tidak ada risiko berbahaya dalam penggunaan jalur tersebut. Selain itu, jembatan tersebut juga sudah lulus sertifikasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut kami dari Kementerian PUPR itu nggak ada risiko. Itu sudah diuji oleh Komite Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan," ujarnya, saat ditemui di Komplek DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (21/11/2023).
Basuki berpandangan, penggunaan baja dalam pembangunan rangka jalan layang bukanlah hal yang salah. Dalam hal ini, ada beberapa proyek jalan layang yang memang menggunakan baja dan sudah teruji aman. Salah satunya ialah Tol Tomang.
"Itu selamat, sudah diuji sertifikasi. Kalau baja dengan, yang (Tol) Tomang itu baja. Nggak ada masalah antara baja dan (beton). Apalagi ya, Cikunir, itu baja kan," kata Basuki.
Lebih lanjut ia menjamin, Tol MBZ sudah sesuai dengan standar keamanan. Adapun alasan hanya kendaraan Golongan I yang boleh melintasi jembatan tersebut ialah lantaran di atas tidak ada rest area.
"Kalau teknis nggak ada masalah. Itu pilihan teknis. Bisa beton, bisa baja. Hanya pilihan teknis. Kalau baja akan lebih cepat dikerjakan," jelasnya.
Sebagai tambahan informasi, sebelumnya Kasubdit TPPU Direktorat Penyidikan Jampidsus, Haryoko Ari Prabowo Kejaksaan Agung (Kejagung) RI membeberkan modus kecurangan kasus korupsi pembangunan Tol MBZ tahun 2016-2017.
Haryoko mengatakan aksi korupsi tersebut dilakukan para tersangka dengan mengurangi spesifikasi atau volume proyek. Ia menyebut proyek jalan layang yang seharusnya dibangun dengan menggunakan rangka beton itu justru diubah menjadi rangka baja.
"Rencananya memang diawal pakai beton, kemudian diubah menjadi baja," ujarnya kepada wartawan, Senin (20/11), dikutip dari CNN Indonesia.
(shc/hns)