IKN Dikritik Anies, Menko Airlangga Bilang Begini

IKN Dikritik Anies, Menko Airlangga Bilang Begini

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 29 Nov 2023 13:51 WIB
Airlangga Hartarto
Foto: Airlangga Hartarto (Isal/detikcom)
Jakarta -

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara bakal jalan terus meskipun mega proyek ibu kota baru itu banyak mendapatkan kritik. Buktinya, saat ini pemerintah sudah menganggarkan biaya pembangunan IKN.

Pernyataan itu diungkap Airlangga untuk menjawab sederet kritik yang dilontarkan pihak calon presiden Anies Baswedan soal IKN.

"Pemerintah sudah menganggarkan (pembangunan IKN) dalam APBN," ujar Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk tahun ini saja, Kementerian Keuangan menyiapkan anggaran untuk pembangunan infrastruktur dasar di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara mencapai Rp 29,3 triliun.

Menurut Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatawarta dari total anggaran Rp 29,3 triliun, penggunaannya dibagi dua. Mulai dari urusan infrastruktur dan non infrastruktur.

ADVERTISEMENT

"Kalau kita mau pisahkan antara yang untuk infrastruktur dan yang non-infrastruktur itu sekitar Rp 26,3 triliun untuk infrastruktur, dan Rp 3 triliun untuk yang non infrastruktur ini mencakup perencanaan, pemetaan, pengamanan, dan lain sebagainya," ungkap Isa dalam Konferensi Pers APBN Kita, Jumat (24/11/2023) yang lalu.

Sebelumnya, calon presiden Anies Baswedan menyinggung proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur yang dinilainya tidak menghasilkan pemerataan.

Menurutnya pembangunan IKN berpotensi menciptakan ketimpangan di daerah-daerah sekitarnya.

"Yang IKN tadi, ketika tujuan membangun kota baru adalah dengan alasan pemerataan maka itu tidak menghasilkan pemerataan yang baru. Mengapa, karena itu akan menghasilkan kota baru yang timpang dengan daerah-daerah di sekitarnya. Jadi antara tujuan mau memeratakan Indonesia, tidak," ujar Anies dalam Dialog Terbuka Muhammadiyah yang disiarkan online, dikutip Sabtu (25/11/2023).

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini berpendapat jika ingin memeratakan Indonesia maka perlu mengembangkan kota-kota kecil dan menengah, bukan membangun satu kota baru di tengah hutan.

"Karena membangun satu kota di tengah hutan itu sesungguhnya menimbulkan ketimpangan yang baru. Jadi antara tujuan dengan langkah yang dikerjakan itu nggak nyambung," sebut Anies.

Kritik lebih keras disampaikan PKS, salah satu partai pengusung Anies Baswedan. Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Mohamad Sohibul Iman blak-blakan ibu kota negara bakal tetap di Jakarta jika PKS menang Pemilu 2024.

"Salah satu ide gagasan ataupun kampanye kinerja PKS adalah PKS akan menyatakan jika PKS menang ibu kota negara tetap Jakarta," ujar Sohibul dalam paparannya pada Rapimnas Kampanye Nasional 2024, Minggu (26/11/2023) kemarin.

Sohibul mengatakan janji PKS sangat mudah ditafsirkan oleh masyarakat. Dia mengatakan PKS menilai ibu kota tidak perlu pindah ke Nusantara.

Jokowi Buka Suara

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri sudah buka suara soal kritik-kritik yang muncul soal pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur. Khususnya, kritik calon Presiden Anies Baswedan.

Jokowi membantah kritik IKN menimbulkan ketimpangan baru, justru menurutnya IKN akan menimbulkan pemerataan. Dia menegaskan pemerintah saat ini tidak mau Jawa sentris, namun menerapkan konsep Indonesia sentris. Maksudnya pertumbuhan ekonomi dan kepadatan penduduk harus merata di semua wilayah tidak hanya di Pulau Jawa saja.

Sejauh ini, Jokowi membeberkan 58% PDB ekonomi Indonesia ada di Jawa. Belum lagi 56% penduduk di Indonesia pun hanya ada di Jawa. Padahal ada 17 ribu pulau lebih di Indonesia, namun populasi dan ekonomi hanya ada di Jakarta.

"Justru kebalikannya, kita itu tidak ingin Jawa sentris. Kita ingin Indonesia sentris. Karena kita ingat 58% PDB ekonomi ada di Jawa, 58% dari 17 ribu pulau yang kita miliki, 58% itu ada di pulau Jawa, sehingga kita ingin Indonesia sentris. Ada di pulau lain juga pertumbuhan ekonomi, di pulau lain selain Jawa juga harus ada titik-titik pertumbuhan ekonomi baru. Yang kita harapkan itu," papar Jokowi di sela acara gerakan tanam pohon bersama di Hutan Kota JIEP kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (29/11/2023).

"Jadi juga penduduk. Populasi Indonesia ini 56% ada di Pulau Jawa, yang 17 ribu, yang lainnya mestinya ada pemerataan," lanjutnya.

Jokowi kembali menegaskan IKN akan menimbulkan pemerataan ekonomi sekaligus penduduk. IKN juga dirancang menjadi mesin pembentuk titik-titik pertumbuhan ekonomi baru.

"Pemerataan ekonomi, pemerataan penduduk, menumbuhkan titik titik pertumbuhan ekonomi baru. Saya kira arahnya ke sana," tegas Jokowi.

Hanya saja, memang pembangunan IKN tak bisa hanya dilakukan setahun dua tahun saja. Butuh waktu yang cukup lama dan harus berkelanjutan.

Simak juga Video: Anies Sebut IKN Bikin Ketimpangan Baru, Ini Jawaban Jokowi

[Gambas:Video 20detik]



(hal/rrd)

Hide Ads