Perlukah Stasiun Kereta Cepat Ditambah di Kopo Bandung?

Perlukah Stasiun Kereta Cepat Ditambah di Kopo Bandung?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 06 Des 2023 15:45 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meresmikan penjualan tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh di Stasiun Halim, Jakarta Timur, Selasa (17/10/2023).
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Stasiun Kereta Cepat Whoosh rencananya bakal ditambah. Stasiun yang baru ini letaknya bakal lebih dekat ke pusat Kota Bandung, wacananya posisi stasiun akan berada di Kopo.

Selama ini sudah ada dua stasiun yang letaknya dekat dengan Bandung, yaitu Stasiun Padalarang dan Tegalluar. Yang jadi masalah perlu waktu lama bagi masyarakat untuk transit menuju tengah kota Bandung dari dua stasiun tersebut.

Meski mendekatkan moda kereta cepat ke pusat kota Bandung, Ketua Forum Perkeretaapian dan Angkutan Antar Kota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana berpendapat wacana penambahan stasiun kereta cepat ini tak perlu dilakukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, penambahan stasiun ini akan mempengaruhi kecepatan dari Kereta Cepat Whoosh. Daripada menambah stasiun baru, lebih baik menurutnya layanan kereta cepat dioptimalisasi dulu operasinya dengan stasiun yang sudah ada.

"Menurut saya, lebih baik difokuskan dulu untuk memaksimalkan operasional Whoosh dengan stasiun yang ada dulu. Karena jaraknya terlalu pendek dan ini akan mempengaruhi kecepatan dan waktu tempuh Whoosh," ungkap Aditya ketika dihubungi detikcom, Rabu (6/12/2023).

ADVERTISEMENT

Aditya menyarankan lebih baik operator kereta cepat memaksimalkan layanan integrasi antar moda di dua stasiun kereta cepat yang dekat dengan Kota Bandung. Diusahakan agar layanan transit yang ada kecepatan dan ketersediaannya ditingkatkan.

"Yang penting sebenarnya adalah perbaiki dulu integrasi antarmoda di stasiun Padalarang dan Tegalluar agar bisa akses ke pusat kota dengan jauh lebih mudah, cepat, dan terjangkau," beber Aditya.

Aditya juga menyinggung soal biaya besar membangun stasiun baru, sampai saat ini saja kereta cepat baru saja beroperasi seumur jagung. Daripada berpikir stasiun baru lebih baik fokus optimalisasi pendapatan operasional untuk membayar utang pembangunan.

"Apalagi tentu diperlukan dana besar untuk pembangunan stasiunnya, sementara saat ini masih fokus pada awal operasional dan pembayaran utang. Maksimalkan saja dulu yang ada. Wacana ini perlu kajian yang matang," sebut Aditya.

Kereta Cepat Harus Masuk Kota

Beda dengan Aditya, Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang justru mendukung adanya pembangunan stasiun baru kereta cepat selama posisinya dibuat lebih dekat dengan pusat kota Bandung.

Dia menjelaskan kereta cepat memang selayaknya berangkat dan berhenti di pusat kota. Di Jepang dan Prancis yang sudah lebih dulu memiliki dan mengoperasikan kereta cepat pun memposisikan stasiun-stasiun kereta cepatnya di tengah kota.

"Justru kereta api cepat itu memang baiknya menuju pusat kota, kalau bandara baru lah berada di pinggir atau di luar kota itu tepat. Di Jepang dan Prancis saja, kereta cepat itu semua masuk kota. Moda kereta api itu idealnya memang harus melayani dari dan sampai ke tengah kota," papar Deddy saat dihubungi detikcom.

Deddy melanjutkan tak perlu takut kecepatan kereta cepat menurun bila membangun stasiun lebih menjorok ke pusat kota Bandung. Toh, di banyak negara kereta cepat kecepatannya memang diturunkan ketika mulai masuk kota.

"Namanya jadi mini high speed train karena kecepatan di bawah 160 kilometer bila masuk kota," beber Deddy.

Bahkan bila dibandingkan dengan praktik yang ada sekarang pada Kereta Cepat Whoosh, dengan kecepatan puncak hingga 350 kilometer per jam pun akan menjadi lambat ketika harus transit kembali untuk menuju pusat kota Bandung.

"Kalau dengan kecepatan puncak hanya sampai atau berhenti di Tegalluar atau Padalarang saja ya sama saja, jadi tidak akan masalah menjadi lambat kecepatannya ke Kopo daripada harus transit di Padalarang dan Tegalluar," ungkap Deddy.

Soal wacana ini, Deddy hanya memberikan catatan soal pemilihan Kopo sebagai kawasan yang akan dibangun stasiun baru. Menurutnya, Kopo letaknya masih berada di pinggir kota, melihat kondisinya pun kawasan itu sudah padat dan penuh kemacetan.

Bila ada kawasan lain di Bandung yang lebih baik, menurutnya lebih baik dikaji ulang terlebih dahulu rencana lokasi pembangunan stasiun baru untuk Kereta Cepat Whoosh itu.

"Nah masalahnya ini Kopo masih perlu dikaji juga karena Kopo itu masih di pinggiran sekali dari kota Bandung. Apakah kopo menarik buat bangkitan baru perjalanan mengingat di sana sudah padat kawasannya," sebut Deddy.

Simak juga Video: Sederet Fakta Kebakaran Atap Stasiun Kereta Cepat KCIC Halim

[Gambas:Video 20detik]



(hal/rrd)

Hide Ads