Cak Imin Mau Bangun 40 Kota Baru, Dari Mana Dananya?

Cak Imin Mau Bangun 40 Kota Baru, Dari Mana Dananya?

Retno Ayuningrum - detikFinance
Kamis, 28 Des 2023 14:48 WIB
Keluarga besar HMI resmi mendukung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di Pilpres 2024. Dukungan ini diterima langsung oleh pasangan AMIN.
Cak Imin dan Anies Baswedan - Foto: Andhika Prasetia

Butuh Dana Besar

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai akan membutuhkan dana yang besar untuk satu kota dapat setara dengan Jakarta. Pasalnya, Jakarta sekarang menjadi ibu kota sekaligus menjadi pusat keuangan nasional.

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Jakarta saja sebesar Rp 80 triliun per tahun. Belum lagi perputaran uang nasional di Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jakarta sendiri itu APBD-nnya 80 triliun. Kemudian dari nasional aja, perputaran uang nasionalnya aja 17% dan itu ada di Jakarta. Jadi kalau hanya satu kota, itu ya butuh dana yang sangat besar," kata Tauhid kepada detikcom, Kamis (28/12/2023).

Menurutnya, kota-kota lain tidak mempunyai keistimewaan seperti Jakarta yang menjadi pusat pemerintahan. Sehingga APBD tiap kota/daerah tidak akan cukup membangun selevel Jakarta.

ADVERTISEMENT

"Nggak bisa disamakan kota-kota lain. Anggaran (tiap kota) Rp 1-2 triliun itu nggak terlalu ngefek untuk bisa mengejar Jakarta," jelasnya.

Adapun alternatif lain dengan menarik investasi dari swasta. Namun, Tauhid menyebut swasta tidak akan tertarik atau tidak berani menggeber investasi apabila tidak ada daya tarik dari kota tersebut. Misalnya, daya tarik kota tersebut dapat sebagai pusat keuangan, pusat pendidikan, pusat industri, atau pusat logistik nasional.

Dia menegaskan tidak bisa hanya mengandalkan kepadatan penduduk untuk menarik investasi swasta. Dia bilang perlu dibarengi dengan keistimewaan sehingga investor dapat berbondong-bondong investasi.

"Kalau satu kota tidak ada daya trik tersebut maka swasta nggak berani jor-joran investasi di infrastruktur yang dibangun misalnya gedung bertingkat hotel, restoran, kemudian pusat gedung pemerintahan. Jadi, kita harap daya tariknya apa di kota lain di selain Jakarta," jelasnya.

Senada dengan Tauhid, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menilai membangun 40 kota membutuhkan usaha yang luar biasa. Dia mencontohkan dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

IKN mengeluarkan anggaran yang cukup banyak dari Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN). Belum lagi harus menarik dan meyakinkan investor, baik dalam negeri maupun luar negeri.

"Yang jelas membangun 1 IKN saja membutuhkan effort yg luar biasa. Dari APBN keluar anggaran yang banyak. Menarik investor juga perlu investor yang besar baik dalam dan luar negeri. Kan perlu meyakinkan banyak hal agar investor itu yakin berinvestasi di sana. Apalagi membuat 40 kota metropolitan," kata Faisal.

Menurutnya, alih-alih membangun kota baru, lebih baik membangun kota yang layak huni dan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Dia bilang, saat ini kota-kota yang ada di Indonesia cenderung bertumbuh dengan sendirinya, tanpa perlu adanya dorongan kebijakan.

"Secara natural akan tumbuh, terutama di Jawa dan Sumatera. Mungkin di Indonesia bagian Timur yang pertumbuhannya agak lambat pembangunan kota-kota besar. Mungkin Indonesia Timur ada kebijakan afirmatif nya. Kenapa itu penting? Lebih upaya kepada untuk pemerataan ekonomi di barat dan timur," jelasnya.


(kil/kil)

Hide Ads