Infrastruktur yang dimaksud adalah elektrifikasi jalur dari Cikarang ke Karawang. Pada prinsipnya, Didiek bilang pihaknya siap untuk pengadaan sarana keretanya apabila jalur KRL diperpanjang ke Karawang.
Dia menekankan infrastruktur adalah urusan pemerintah, dalam hal ini Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Nah pihaknya yang akan menyiapkan sarana keretanya.
"Infrastruktur itu urusan pemerintah. Maka elektrifikasi kita ikuti artinya kalau sudah bangun elektrifikasi kita siapkan KRL-nya," beber Didiek ditemui di Balai Yasa Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (28/12/2023).
"Kalau dibangun listriknya ke Karawang kita siapkan KRL-nya, dulu Rangkasbitung juga begitu," sebutnya.
Didiek menilai memang perpanjangan KRL ke Karawang sebetulnya dibutuhkan. Pasalnya jalur KRL bakal membuat perjalanan masyarakat lebih mudah.
Untuk Cikarang misalnya, sebelum ada jalur KRL masyarakat di sana harus menggunakan kereta jarak jauh dari Senen. Saat ini semua makin mudah karena sudah ada KRL.
"Bayangkan dulu sebelum ada Cikarang, itu tinggi lho luar kota juga ada yang berhenti di Cikarang. Jadi sekarang orang nggak perlu ke Senen lagi, dari Jatinegara bisa, Cikarang bisa," kata Didiek.
Belum Jadi Prioritas Kemenhub
Di sisi lain, Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal sebelumnya mengatakan sampai saat ini belum ada pembahasan lanjutan soal wacana KRL diperpanjang ke Karawang. Meskipun wacana tersebut sempat muncul dan sempat dibahas sebelum pandemi COVID-19, sejauh ini perpanjangan KRL ke Karawang tidak menjadi prioritas.
Risal menjelaskan banyak sekali pertimbangan yang harus diperhatikan sebelum KRL benar-benar bisa diperpanjang ke Karawang. Fasilitas listrik aliran atas (LAA), sarana keretanya, hingga waktu tempuhnya menjadi beberapa pertimbangan utamanya
"Belum kami diskusikan seperti apa ke depannya KRL sampai Karawang, karena kita pasti akan bicara soal LAA-nya, keretanya, dan waktunya," sebut Risal ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (20/12/2023).
Dia melanjutkan penambahan jaringan ke Karawang kemungkinan akan membuat frekuensi makin tinggi. Sementara itu, masalah utama KRL saat ini adalah sarana perkeretaapian yang masih terbatas.
"Karena semakin panjang, frekuensi makin tinggi. Dan ini juga kan keretanya masih terbatas," ujar Risal. (hal/das)