Punya Utang Rp 4.740 T, Evergrande Diperintahkan Likuidasi Aset!

Punya Utang Rp 4.740 T, Evergrande Diperintahkan Likuidasi Aset!

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 29 Jan 2024 11:38 WIB
Evergrande
Evergrande/Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Evergrande Group, raksasa properti China telah diperintahkan untuk melakukan likuidasi atas asetnya. Perintah ini diberikan oleh Pengadilan Hong Kong hari ini.

Hakim Hong Kong, Linda Chan mencatat Evergrande tidak dapat menawarkan rencana restrukturisasi yang konkret pada utangnya yang sudah mencapai US$ 300 miliar atau Rp 4.740 triliun (kurs Rp 15.800).

"Ini waktunya bagi pengadilan untuk mengatakan cukup sudah (untuk memberikan kesempatan kepada Evergrande)," kata Linda Chan dilansir Reuters, Senin (29/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Linda Chan akan menyampaikan alasannya mengabulkan likuidasi pada pukul 14.30 waktu setempat. Lalu diperkirakan pihak yang melakukan likuidasi sementara ditunjuk untuk mengawasi Evergrande.

Proses likuidasi diprediksi bisa jadi rumit, dengan potensi pertimbangan politik yang kental mengingat banyaknya pihak berwenang yang terlibat di Evergrande. Evergrande yang ditaksir memiliki aset US$ 240 miliar membuat sektor properti terpuruk ketika gagal membayar utangnya pada 2021.

ADVERTISEMENT

Perusahaan itu sebenarnya telah mengajukan penundaan pembayaran utang lagi pada Senin. Pengacara Evergrande di pengadilan mengatakan pihaknya telah membuat beberapa kemajuan dalam proposal restrukturisasi.

Dalam penawaran terbaru, pengembang mengusulkan kreditur menukar utang mereka ke seluruh saham yang dimiliki perusahaan di dua unitnya di Hong Kong. Evergrande telah mengerjakan rencana perombakan utang US$ 23 miliar dengan sekelompok kreditur yang dikenal sebagai kelompok pemegang obligasi ad hoc selama hampir dua tahun. Rencana awalnya dibatalkan pada akhir September ketika Evergrande mengatakan miliarder pendirinya Hui Ka Yan sedang diselidiki atas dugaan kejahatan.

Soal likuidasi sendiri, petisi untuk likuidasi pertama kali diajukan pada Juni 2022 oleh Top Shine, investor di unit Evergrande Fangchebao yang mengatakan pengembang gagal menghormati perjanjian pembelian kembali saham yang telah dibeli di anak perusahaan tersebut. Kini dengan adanya keputusan likuidasi tersebut, kemungkinan pasar modal dan properti China yang sudah rapuh akan makin terguncang.

China sedang bergulat dengan perekonomian yang berkinerja buruk. Mulai dari pasar properti terburuk dalam sembilan tahun terakhir hingga pasar saham yang berada di posisi terendah dalam lima tahun terakhir.

(hal/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads