Bos OJK Tegaskan Komitmen Bangun Kantor di IKN

Bos OJK Tegaskan Komitmen Bangun Kantor di IKN

Ilyas Fadilah - detikFinance
Senin, 04 Mar 2024 17:15 WIB
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar (tengah) dan Ketua Dewan Audit Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sophia Wattimena (keempat kiri) berfoto bersama sejumlah pembicara dalam diskusi panel Risk and Governance Summit 2023 di Jakarta, Kamis (30/11/2023). Forum tahunan bagi para pemangku kepentingan di bidang Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Kepatuhan (GRC) bertujuan membangun komitmen, strategi, dan inisiatif baru dalam mengakselerasi peningkatan efektivitas good governance. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar/Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ADITYA PRADANA PUTRA
Jakarta -

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menegaskan komitmen OJK dalam mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Hal ini diwujudkan lewat penandatanganan rencana pembangunan gedung kantor OJK bersama Otorita IKN.

"OJK dan sektor jasa keuangan berkomitmen mendukung pembangunan IKN, khususnya pada pengembangan ekosistem layanan keuangan. Hal tersebut diwujudkan lewat penandatanganan rencana pembangunan gedung kantor OJK bersama Otorita IKN," katanya dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK Bulanan Februari 2024 secara daring, Senin (4/3/2024).

Ia menjelaskan, proyek IKN jadi salah satu pendorong kinerja perekonomian domestik yang terjaga solid. Menurutnya PDB Indonesia pada kuartal IV-2023 tumbuh 5,04%, yang didorong oleh konsumsi lembaga non-profit dan belanja investasi pemerintah terkait IKN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di domestik kinerja perekonomian terpantau solid, terpantau dari PDB kuartal IV-2023 yang tumbuh 5,04% yoy, didorong naiknya konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga, dan belanja investasi pemerintah terkait pembangunan IKN," bebernya.

Sementara itu, Mahendra menyebut tingginya eskalasi konflik di berbagai kawasan memunculkan potensi instabilitas. Hal ini berimbas pada kenaikan harga komoditas global ke depannya.

ADVERTISEMENT

Di Amerika Serikat (AS), pertumbuhan ekonomi terpantau solid. Sementara di Eropa, ekonomi Inggris dan Jerman mengalami kontraksi, dan mulai memasuki jurang resesi. Inflasi juga turun dan mendekati target bank Sentra.

Sementara di China, perekonomian tumbuh di bawa rata-rata histori, serta adanya tekanan di pasar keuangan yang meningkat.

"Di Eropa, ekonomi Jerman dan Inggris terkontraksi dan mulai memasuki resesi dan inflasi turun mendekati target Bank Sentral. Di China perekonomian berada di bawah rata-rata historis dan tekanan di pasar keuangan juga terpantau meningkat," pungkasnya.

(ily/ara)

Hide Ads