Ridwan Kamil: Jakarta Tak Pernah Disiapkan Jadi Ibu Kota

Ridwan Kamil: Jakarta Tak Pernah Disiapkan Jadi Ibu Kota

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 14 Mar 2024 17:18 WIB
Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)
Jakarta -

Kurator Ibu Kota Nusantara Ridwan Kamil mengungkapkan bahwa Jakarta tidak pernah disiapkan untuk ibu kota. Ia menekankan, Jakarta dari dulu tidak pernah disiapkan menjadi ibu kota.

"Jakarta bapak ibu, tidak pernah disiapkan untuk jadi ibu kota. Jakarta dari dulu tidak pernah disiapkan jadi ibu kota Republik Indonesia," kata mantan Gubernur Jawa Barat itu dalam acara Rakornas Ibu Kota Nusantara di Jakarta, Kamis (14/4/2024).

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan, Jakarta adalah ibu kota yang tidak sengaja. Sehingga, kata dia, jika ada pertanyaan kenapa harus pindah ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, salah satu jawabannya ialah Jakarta tidak pernah disiapkan jadi ibu kota.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jawabannya yang pertama Jakarta tidak pernah disiapkan untuk ibu kota," ungkapnya.

Selanjutnya, dia menjelaskan, IKN bukanlah ide Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, Jokowi hanya mengimplementasikan kewajiban sejarah.

ADVERTISEMENT

Dia pun bercerita, dulu Batavia tidak layak menjadi ibu kota pemerintah kolonial Belanda. Sebab, banyak penyakit di Batavia. Oleh sebab itu, ibu kota kolonial Belanda dipindahkan ke Bandung.

Namun, pemindahan itu gagal karena pada tahun 1929 terjadi Depresi Besar tahun 1929. Kemudian, di tahun 1942 Jepang tiba di Indonesia.

"Maka bubarlah IKN versi kolonial Belanda," ungkapnya.

Pada tahun 1950, terang Kang Emil, Presiden Sukarno memiliki gagasan untuk memindahkan ibu kota ke Palangkaraya, Kalimantan. Namun, rencana itu tidak terwujud karena Indonesia baru merdeka, anggaran tidak cukup, politik masih ramai, dan seterusnya.

"Zaman Pak Harto ke Jonggol, spekulan tanah sudah habisin tanah di Bogor sana, eh kecele keburu sejarah reformasi," jelasnya.

Kang Emil mengatakan, di era Presiden Jokowi kebutuhan sejarah itu diputuskan. Menurutnya, langkah tersebut haruslah didukung.

"Nah di era Pak Jokowi lah kebutuhan sejarah itu diputuskan. Jadi kita harus mendukung keputusan besar bangsa ini. Ini bukan urusan politik-politik praktis lagi, tapi sebuah mimpi besar, bangsa yang besar," ungkapnya.

(acd/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads