Tito Ungkap Alasan Cianjur Masuk Wilayah Aglomerasi Jabodetabekjur

Tito Ungkap Alasan Cianjur Masuk Wilayah Aglomerasi Jabodetabekjur

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 15 Mar 2024 18:30 WIB
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian usai konferensi pers THR dan Gaji ke-13, di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat (15/3/2024).
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (tengah)/Foto: Aulia Damayanti/detikcom
Jakarta -

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian buka-bukaan alasan Cianjur masuk wilayah aglomerasi. Dalam kawasan aglomerasi itu akan terdiri Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi, Cianjur (Jabodetabekjur).

Hal itu seiring akan dibentuknya Dewan Kawasan Aglomerasi yang tertuang dalam Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ). Kehadiran aturan itu dinilai diperlukan untuk mensinkronkan pembangunan Jakarta dengan sejumlah daerah sekitarnya itu.

Tito mengatakan, Cianjur masuk wilayah aglomerasi karena menjadi catchment area, yakni area yang tinggi dan tangkapan hujan, yang biasanya banyak air kiriman dari area yang tinggi ke daerah yang rendah. Cianjur dimasukkan agar dapat ditata agar daya serap akan hujannya tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang namanya banjir itu ada low land ada high land, ada banjir yang di low land karena banjir di low land, tapi ada yang juga kiriman dari high land, high land ini daerah tinggi diharapkan tetap menjaga lingkungannya daya serapnya. Catchment area itu area untuk penangkapan air, itu harus dijaga," kata Tito di Kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat, Jumat (15/3/2024).

Tito menyebut daerah seperti Cianjur dan Bogor harus ditata serta dijaga area hijaunya, jangan sampai dialihfungsikan menjadi permukiman karena akan menurunkan serapan air hujan dan menyebabkan debit air meningkat.

ADVERTISEMENT

"Maka dibuat tata ruang daerah hijau daerah itu nggak boleh jadi pemukiman. Nah ini harus diatur, jangan misalkan di Cianjur-Bogor mereka alih fungsi daerah hijau nangkap air jadi daerah pemukiman, komersial," jelasnya.

"Akibatnya banyak ada hujan lebat dan langsung turun ke low land, yang kena banjir ya daerah low land seperti Jakarta-Depok seperti itu makanya dimasukkan aglomerasi," pungkasnya.

(ada/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads