Jakarta -
Pemerintah berencana melebur tujuh BUMN karya menjadi tiga perusahaan. Salah satunya, peleburan PT Waskita Karya Tbk dengan PT Hutama Karya (Persero) (HK) yang nantinya akan berfokus menggarap tol, non tol, hingga pembangunan gedung.
Merespons kabar tersebut, Presiden Direktur PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) Poerbayu Ratsunu mengatakan rencana tersebut masih dalam tahap pembahasan bersama antara Waskita, HK, dan Kementerian BUMN.
"Jadi memang saat ini masih digodok terus bilateral Waskita, HK, maupun dengan Kementerian BUMN. Jadi nanti akan seperti apa ini yang masih belum kelihatan konsepnya," kata Poerbayu dalam Media Gathering, di Menteng, Jakarta Selatan, Selasa (26/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Poerbayu juga belum dapat memastikan bagaimana dampak dari rencana peleburan ini terhadap kinerja perusahaan. WSBP merupakan anak usaha Waskita Karya, sehingga langkah peleburan ini sedikit banyak akan mempengaruhi jalannya perusahaan.
Selain itu WSBP juga masih dalam proses restrukturisasi utang. Meski begitu, perusahaan masih terus bertumbuh positif. Berdasarkan catatan WSBP, ada tren positif pertumbuhan laba bersih dengan nilai mencapai sekitar Rp 6 miliar pada tahun 2023 kemarin.
Di samping itu, salah hal yang turut disorotinya ialah HK juga memiliki anak usaha yang bergerak di bidang manufaktur aspal dan beton yakni PT Hakaaston (HKA), seperti WSBP. Menurutnya, hal ini perlu mendapat perhatian dalam proses peleburan tersebut.
"Kalau kita pikir HK ini juga mempunyai anak usaha yang bergerak di sektor penyediaan beton. Cuma dia punya satu pabrik saja, kalau kita sembilan dan kita sudah Tbk," terang Poerbayu.
"Apakah HK akan masuk ke Waskita atau memang sendiri-sendiri, rasanya kalau perusahaan punya dua perusahaan beton tidak mungkin," sambungnya.
Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik
Sebagai tambahan informasi, rencana penggabungan BUMN karya ini sebelumnya diungkapkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Penggabungan ini dilakukan untuk memfokuskan kinerja dan menyehatkan masing-masing BUMN.
Secara rinci, Erick mengatakan penggabungannya pertama yakni PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Nindya Karya (Persero), dengan PT Brantas Abipraya (Persero). Penggabungan kedua PT Hutama Karya (Persero) dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, ketiga PT PP (Persero) Tbk dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
"Di karya hari ini kita sudah konsolidasi dalam tahap proses menggabungkan 7 karya menjadi 3 perusahaan karya. Yaitu dengan penggabungan yang namanya Brantas, Adhi, dan Nindya Karya. Lalu HK dengan Waskita, dan juga PP dengan WIKA. Ini salah satu konsolidasi penyehatannya," kata Erick dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (19/3/2024).
Untuk fokus kinerjanya, Erick menyebutkan untuk Hutama Karya dengan Waskita akan fokus mengerjakan tol, non tol, hingga pembangunan gedung. Sementara WIKA dan PP tidak lagi menggarap tol tetapi fokus pada pelabuhan, bandara, hingga pembangunan perumahan.
"Lalu juga penggabungan Adhi Karya, Nindya Karya, mereka akan fokus kepada air, rel, dan juga tentu beberapa konteks lagi. Ini yang kita lakukan sebenarnya konsolidasi sekaligus penyehatan," jelas Erick.
Erick berencana untuk memangkas BUMN. Dia memiliki rencana panjang memangkas hingga menjadi 30 BUMN saja.
"Kita akan kurangi lagi supaya kita fokus kepada jenis jenis yang kita harus hadir kepada negara. Kemarin sempat misalnya apakah BUMN perlu hadir di bisnis hotel. Nah ini menjadi dinamika yang kita waktu itu kita hadir memang BUMN BUMN sudah memiliki hotel, ya ini kita konsolidasikan bukan bikin hotel baru," ucapnya.
"Kita sedang bertahap mengkonsolidasi BUMN-BUMN lagi, karena sebenarnya apa perlu ada di BUMN, misalnya AirNav itu perlu nggak di kita atau sebaiknya di Kementerian Perhubungan saja. Atau kalau mesti masuk dia masuk ke InJourney. Mungkin hal hal ini yang bisa kita lakukan masih ada waktu kita lakukan untuk konsolidasi," pungkasnya.