Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono meninjau pembangunan Proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 garapan PT Hutama Karya (Persero). Agenda ini sebagai rangkaian kunjungan Basuki kerja ke wilayah Sumatera Selatan pada Kamis (18/4).
Dalam kunjungannya, Basuki mengapresiasi kinerja Hutama Karya dan kontraktor lainnya pada proyek sepanjang 33 km yang tengah dikerjakan. Proyek ini ditargetkan rampung pada Juli 2024 sehingga bisa diresmikan secara parsial.
"Proyek ini rapi dan kualitasnya bagus, pekerjaan yang sedang berjalan bisa dipertahankan dan diawasi betul hingga selesai," ujar Basuki dalam keterangan tertulis, Selasa (23/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
EVP Sekretaris Hutama Karya Adjib Al Hakim mengatakan, kunjungan ini dilakukan untuk memastikan progres pembangunan proyek sesuai rencana serta mengevaluasi proyek yang berjalan dengan melakukan dialog bersama tim di lapangan. Serta memberikan arahan strategis guna mendukung kelancaran terhadap kualitas pekerjaan secara baik, dan sebagai dukungan pemerintah untuk menyelesaikan proyek secara tepat waktu dan tepat mutu.
"Progres proyek yang telah mencapai 72,71% ini merupakan upaya untuk meningkatkan konektivitas maupun mobilitas di wilayah Jambi dan sekitarnya serta diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi regional guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Adjib.
Lebih lanjut Adjib mengatakan bahwa proyek ini dibangun dengan skema atas dukungan konstruksi dari pemerintah, yang mana sumber pendanaannya berasal dari APBN.
"Jalan tol pertama di Jambi ini akan membuka konektivitas baru bagi 2 Provinsi yaitu Sumatera Selatan dengan Jambi sehingga dapat melengkapi backbone dari JTTS yang sudah terbentuk," imbuh Adjib.
Pada proyek yang digarap dengan skema kerja sama operasi (KSO) bersama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (Wijaya Karya) dan PT Brantas Abipraya (Persero) (Brantas Abipraya) (KSO HK-Wika-BAP) sepanjang 15,47 km, dilakukan perencanaan matang terhadap cost, quality, scope, time, risk, resources, communication, procurement, and stakeholder. Serta menerapkan kaidah manajemen secara profesional untuk memastikan tercapainya seluruh lingkup pekerjaan.
Adjib menambahkan, untuk menjawab target yang disampaikan Menteri PUPR, sejumlah strategi percepatan penyelesaian dilakukan oleh KSO diantaranya membagi lokasi pekerjaan dalam 3 zonasi untuk memudahkan pelaksanaan, melakukan monitoring dan evaluasi dengan menggunakan digital construction, serta mengedepankan safety, quality pada progres yang berjalan beriringan.
"Hutama Karya berkomitmen untuk terus mendukung program pembangunan infrastruktur pemerintah dan menyelesaikan proyek yang sedang berjalan sesuai target dengan menjaga kualitas serta keberlanjutan lingkungan sekitar proyek," tutup Adjib.
(ily/ara)