Proyek MRT Sampai ke Tangsel Masih Angan-angan

Proyek MRT Sampai ke Tangsel Masih Angan-angan

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Kamis, 25 Apr 2024 06:30 WIB
Anies Baswedan dengan jajaran PT MRT-Jakarta memberi nama kereta MRT rute Bundaran Hotel Indonesia (HI)-Lebak Bulus. Nama tersebut adalah Ratangga.
Kereta MRT/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Rencana perpanjangan rute MRT hingga wilayah Tangerang Selatan (Tangsel) kembali mengemuka. Namun, tampaknya masih angan-angan, mengingat anggaran proyek ini akan dibebankan kepada pemerintah daerah (pemda) setempat.

Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengatakan untuk saat ini belum ada pembahasan lebih jauh terkait rencana proyek tersebut. Namun menurutnya kunci pelaksanaan proyek ini terletak pada pemda setempat karena anggaran proyek itu akan menjadi tanggung jawab mereka.

"Belum ada pembahasan terkait hal ini (proyek MRT sampai Tangerang Selatan). Pada prinsipnya rencana ini memerlukan kesiapan dari (pemerintah) daerah masing-masing yang perlu kajian soal finansial dan lain-lain," kata Adita saat dihubungi detikcom, Rabu (24/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika pemda setempat tidak memiliki cukup anggaran untuk pembangunan proyek ini, pemerintah pusat masih bisa memberikan bantuan dana. Salah satunya, dengan memberikan pinjaman.

Namun untuk bisa mendapatkan bantuan anggaran dari pemerintah pusat itu, Adita menjelaskan ada beberapa persyaratan keuangan yang harus dipenuhi pemda setempat, salah satunya adalah harus bisa menanggung sebagian dana pinjaman yang diberikan.

ADVERTISEMENT

"(Untuk mendapatkan pinjaman dari pemerintah pusat) ada beberapa persyaratan keuangan yang harus dipenuhi pemda. (Pemda) harus bisa menanggung 51% dari total loan (pinjaman) yang diberikan, pusat menanggung 49%," jelasnya.

Anggaran Pemda Dinilai Tidak Cukup

Terkait pembiayaan menggunakan anggaran dari pemda, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno mengatakan baik Pemprov Banten maupun Pemkot Tangsel dirasa tidak akan cukup. Sebab pembangunan proyek ini membutuhkan dana yang sangat besar hingga triliunan rupiah.

"Saya kira kalau anggaran pemda nggak cukup itu, bangun MRT tuh mahal. (Pembiayaan) mesti dibantu pusat, (anggaran) pemda nggak cukup lah," kata Djoko saat dihubungi detikcom, Rabu (24/4/2024).

"Nggak mampu, anggarannya (pemda) nggak akan mampu. Lihat saja MRT berapa biaya (pembangunannya) per kilometer, berapa triliun itu kan," tegasnya lagi.

Menurut Djoko, anggaran pemda hanya cukup untuk membangun transportasi umum penunjang MRT jika benar proyek ini terealisasi. Oleh karena itu, lebih baik jika pembangunan MRT dilakukan dengan dana bantuan dari pemerintah pusat, sedangkan pemda membangun transportasi umum penunjang.

"Pemda nanti membangun angkutan umum di daerahnya, feeder-feeder-nya itu (dari stasiun MRT) ke kawasan perumahan itu pemda, tapi kalau (bangun) kereta (MRT) nggak sanggup," jelasnya.

Anggaran pemda di halaman berikutnya.

'Isi Kantong' Pemprov Banten dan Pemkot Tangerang Selatan

Anggaran proyek pengembangan rute MRT Jakarta sampai ke Tangerang Selatan akan menjadi tanggung jawab pemda setempat. Namun anggaran baik dari Pemprov Banten maupun Pemkot Tangerang Selatan diperkirakan tidak akan cukup membangun proyek tersebut.

Sebab dalam Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 8 Tahun 2023 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2024, total belanja daerah tersebut sebesar Rp 11.866.009.406.039 (Rp 11,86 triliun) dengan defisit sebesar Rp 120 miliar.

Sedangkan rencana belanja daerah APBD Tangerang Selatan 2024 yang telah disepakati sebesar Rp 5,38 triliun dengan defisit Rp 510 miliar. Dari anggaran tersebut (APBD Banten dan Tangerang Selatan), akan sulit untuk membangun MRT sampai ke Tangerang Selatan.

Padahal untuk membangun proyek ini, setidaknya dibutuhkan puluhan triliun. Misalkan saja untuk proyek MRT Fase 2 yang saat ini tengah dikerjakan, pada awalnya akan dibangun dengan biaya sekitar Rp 25,3 triliun.

Sinar Mas Mau Bantu Pemda Bangun MRT?

Karena masalah anggaran ini, salah satu pilihan yang bisa diambil adalah dengan mencari investasi perusahaan swasta. Salah satu investor yang pernah menyatakan minatnya pada proyek ini adalah PT Sinar Mas Land.

Minat tersebut sempat mereka sampaikan pada 2018, saat isu proyek MRT akan diperpanjang sampai Tangerang Selatan pertama kali mencuat. Sudah jadi rahasia umum juga kalau Sinar Mas adalah pengembang terbesar di Tangerang Selatan.

Meski begitu Media Relation & Networking Sinar Mas Land, Fajar Muhammad Jufri, mengatakan hingga saat ini perusahaan belum melakukan pembahasan apapun terkait rencana perpanjangan rute MRT sampai ke Tangerang Selatan ini. Karenanya ia masih belum bisa memastikan apakah perusahaan masih berminat untuk menaruh investasi seperti 2018 lalu.

"Sampai saat ini sih belum ada pembahasan dari manajemen terkait isu perpanjangan MRT sampai Tangsel (Tangerang Selatan) ini," kata Fajar saat dihubungi detikcom, Rabu (24/4/2024).

Fajar menyebut perusahaan masih fokus dalam proyek pembangunan gedung stasiun KRL baru di Desa Jatake, Kecamatan Pagedangan. Stasiun baru ini berlokasi di antara Stasiun Cicayur dan Stasiun Parung Panjang.

Ke depannya, Stasiun Jatake yang terbangun ini akan diserahkan PT Bumi Serpong Damai Tbk melalui Sinar Mas Land kepada PT KAI sebagai pengelola pengoperasian. Namun hingga saat ini Fajar belum bisa menyampaikan nilai investasi proyek tersebut karena masih dalam perhitungan.


Hide Ads