PT PP (Persero) Tbk (PTPP) bakal melakukan divestasi saham Tol Semarang-Demak sebagai upaya penyehatan perusahaan.
Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto, menjelaskan tol Semarang-Demak masih belum diminati investor karena rata-rata investor masih sulit menerima risiko konstruksi. Sebab, ada proyek di seksi 1 di tol tersebut yang masih terkendala pembebasan lahan.
Mayoritas mayoritas investor mau agar tol tersebut sudah berlabel brownfield atau beres sebelum diakuisisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin SMI (Sarana Multi Infrastruktur) sudah (masuk) tapi mundur, ini ada beberapa investor dari China kemudian INA (Indonesia Investment Authority) juga lagi menjajaki, due dilligent semuanya," ucap Agus di Plaza PP, Wisma Subiyanto, TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (24/4/2024).
"Mereka maunya brownfield. Tapi sebenarnya konstruksi atas tanah untuk 82% itu sudah bisa. Cuma di situ ada namanya reservoir untuk mengatasi banjir di Semarang, itu yang belum bebas (lahannya)," sambungnya.
Oleh sebab itu, Agus menjelaskan bahwa pihaknya sedang mengupayakan agar proyek di seksi 1 tol Semarang-Demak itu bisa beres tahun ini. Sebab, PTPP menargetkan Tol Semarang-Demak menjadi salah satu aset yang menyumbang dana besar bagi keuangan perusahaan.
Agus menuturkan pihaknya berharap bisa mendivestasikan saham di tol itu sebanyak Rp 400 miliar dari target Rp 3 triliun untuk target tahun 2024. Namun, ia menjelaskan bahwa tidak semua saham tol itu bakal dilepas agar valuasinya naik.
"Karena barang itu bagus, kami melepasnya nggak semuanya, sedikit saja, supaya valuasinya naik, karena itu yang akan menurunkan leveraging PTPP nantinya. Kita mengharapkan nggak banyak kira-kira Rp 400 miliar. Kita usahakan beres tahun ini," imbuhnya.
Sebelumnya berdasarkan catatan detikcom, PTPP bakal melakukan divestasi sejumlah proyek dengan target Rp 3 triliun untuk 2024. Divestasi dilakukan sebagai upaya penyehatan perusahaan. Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Effendi menjelaskan bahwa target divestasi untuk 2024 lebih tinggi dibanding 2023, perusahaan menargetkan divestasi di sektor energi, tol, dan properti.
"Targetnya kemarin sudah diinfo Pak Dirut Rp 3 triliun di tahun ini meliputi kebanyakan di sektor ada energi, ada jalan tol, ada properti yang anak-anak usaha kita, yang memang bisa kita divestasi untuk mendapatkan uang fresh dan menurunkan leveraging kita yang masih cukup tinggi," ungkap Bakhtiyar di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2024).
(kil/kil)