Populasi di Jepang Menyusut, Rumah Kosong Makin Banyak

Populasi di Jepang Menyusut, Rumah Kosong Makin Banyak

Retno Ayuningrum - detikFinance
Jumat, 10 Mei 2024 20:30 WIB
Akiya
Ilustrasi Akiya - Foto: Japan Forward
Jakarta -

Jumlah rumah kosong di Jepang kini sudah mencapai 9 juta unit. Hal ini disebabkan populasi warga yang kian menyusut.

Dikutip dari CNN, Kementerian Dalam Negeri Jepang per Oktober 2023 mencatat ada 9 juta rumah yang tak berpenghuni, angka ini naik signifikan dibandingkan 2018 yang hanya 510.000 unit.

Rumah-rumah ini dikenal sebagai akiya atau istilah yang merujuk pada hunian terlantar di wilayah pedesaan. Kini tak cuma di desa, akiya juga banyak ditemukan di kota besar seperti di Tokyo dan Kyoto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi ini menjadi masalah besar untuk pemerintah yang kini memang sedang bergulat dengan masalah populasi Jepang yang terus menua dan menghadapi angka penurunan jumlah kelahiran setiap tahunnya.

Salah satu dosen Kanda University of International Studies di Chiba mengatakan banyaknya rumah yang kosong merupakan tanda penurunan populasi di Jepang.

ADVERTISEMENT

"Ini sebenarnya bukan masalah membangun terlalu banyak rumah, tapi masalah tidak mempunyai cukup orang," kata dia dikutip dari CNN, Jumat (10/5/2024).

Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi, sebanyak 14% dari seluruh properti tempat tinggal di Jepang kosong. Jumlah ini termasuk rumah kedua dan rumah yang dibiarkan kosong karena alasan lain, termasuk yang dikosongkan sementara karena pemiliknya bekerja di luar negeri.

Akiya sering kali diturunkan dari generasi ke generasi. Namun, dengan anjloknya tingkat kelahiran di Jepang, banyak dari mereka yang tidak mempunyai ahli waris. Selain itu, banyak generasi muda yang pindah ke kota dan merasa tidak ada gunanya kembali ke pedesaan.

Hal ini tentunya menyulitkan pemerintah untuk meremajakan masyarakat pedesaan yang menua dengan cepat. Alhasil, menghambat upaya menarik generasi muda untuk kembali ke desa atau investor lainnya.

Populasi Jepang telah mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2022, populasinya telah menurun lebih dari 800.000 dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi 125,4 juta.

Pada tahun 2023, total angka kelahiran baru turun selama delapan tahun berturut-turut, mencapai rekor terendah. Tingkat kelahiran di Jepang telah berada di kisaran 1,3 selama bertahun-tahun. Angka ini jauh dari target yang diperlukan untuk mempertahankan populasi yang stabil, yakni 2,1.

Pekan lalu, Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang mengatakan jumlah anak di bawah usia 15 tahun telah menurun selama 43 tahun berturut-turut hingga mencapai rekor tertinggi, sekitar 14 juta, pada 1 April 2024.

(kil/kil)

Hide Ads