Proyek Pengembangan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 milik konglomerat Aguan masuk ke jajaran Proyek Strategis Nasional (PSN) 2024. Proyek senilai Rp 40 triliun ini sudah mulai berjalan di beberapa titik. Bagaimana kondisi proyek tersebut?
Proyek pengembangan PIK 2 ini berada di sekitar jalur pantai utara (Pantura) Kabupaten Tangerang, Banten. Proyek rencananya akan dibangun di atas lahan seluas 1.755 hektar, yang artinya akan menggusur beberapa desa di kawasan itu.
Berdasarkan pengamatan detikcom di salah satu lokasi, Senin (13/5/2024), beberapa titik terlihat sudah ada proses pengerjaan berupa pengerukan tanah. Kondisi ini seperti yang terjadi di Desa Muncung dan Kronjo, Kec. Kronjo dan di Desa Banyu Asih, Kec. Mauk
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk yang berada di Desa Muncung, proyek ini dapat dilihat dari sisi Jalan Raya Koronjo. Meski terlihat dari sisi jalan, proyek ini tidak berada tepat di sisi akses utama desa itu. Sebab proyek ini terletak beberapa meter masuk menuju area persawahan.
Di sana terlihat ada cukup banyak alat berat seperti ekskavator dan beberapa truk angkut. Untuk memasuki kawasan ini, terdapat akses jalan berupa tanah hasil urukan. Sementara itu, di depan akses jalan ini terdapat banyak bangunan semi permanen dari papan triplek.
Sejumlah orang yang diduga pekerja terlihat banyak berkumpul di depan-depan bangunan semi permanen itu. Sesekali terlihat ada truk angkut yang keluar masuk kawasan ini. Sedangkan ekskavator terlihat sedang bekerja di tengah sawah.
"Jalan (urukan tanah) ini batasnya, jadi sawah ini (sisi timur proyek) nggak kena (pembebasan lahan). Katanya sih uruk-urukan tanah ini bakal ke arah sana (barat menuju Desa Kronjo)," kata salah seorang petani garapan sebelah proyek di lokasi.
"Kalau proyek ini sih sudah dimulai sebelum puasa ya. Ini proyek jalan terus siang malam, tapi kalau siang memang nggak seramai kalau pas malam. Katanya kan dia ambil tanah (untuk urukan) beda-beda, ada yang dekat ada yang jauh," terangnya lagi.
Lebih jauh, detikcom juga menemukan proyek pengembangan PIK 2 ini juga mulai dikerjakan di sekitar Desa Kronjo. Proyek ini dapat dilihat langsung dari sisi jalan Raya Kronjo-Mauk. Berbeda dengan kawasan sebelumnya, di sekitar proyek ini ada tanda berupa plang bertuliskan pengerjaan proyek PIK 2.
Di kawasan ini juga terlihat ada beberapa alat berat berupa ekskavator dan truk besar. Meski begitu di kawasan ini proses pengerjaan proyek terlihat tidak seaktif kawasan proyek sebelumnya.
Berdasarkan keterangan warga sekitar yang lain, Ikwan, mengatakan pembangunan PSN PIK 2 ini rencananya juga akan dilakukan di beberapa desa lain seperti Desa Patra Manggala, Kemacatan Kemiri tempatnya tinggal. Namun menurutnya di kawasan itu belum terjadi proses pengurukan tanah karena belum terjadi pembebasan lahan
"Kalau di sana (Muncung dan Kronjo) sudah diuruk mungkin karena sudah dibebaskan yak, kalau di sini sih belum dimulai soalnya belum ada pembebasan, paling baru 2 hektare yang sudah dibebasin," terangnya.
Warga Tuding PIK 2 Beli Tanah Murah
Ikwan menyebut sebelum kawasan itu dijadikan area proyek pembangunan, harga tanah berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) itu masih berada di atas Rp 100 ribuan. Besaran nilai ini tergantung pada lokasi tanah itu berada.
Namun setelah dijadikan kawasan PSN PIK 2, harga jual tanah berdasarkan NJOP-nya rata-rata hanya berada di angka Rp 48.000 per meter persegi. Ia sendiri tidak tahu kenapa harga jual tanah di kawasan itu mendadak jatuh meski dijadikan proyek strategis nasional.
"Sebelum Agung Sedayu turun, NJOP Rp 128 ribu (per meter persegi). Kalau di sini nih (Desa Patra Manggala) namanya blok IV ya, NJOP-nya Rp 103 ribu. Sekarang nggak ada blok-blokan, sama (NJOP rata-rata) Rp 48 ribu semua," kata Ikwan.
Akibatnya, ia menyebut sejauh ini belum banyak warga yang ingin melepas tanah milik mereka. Walaupun sebenarnya pihak pengembang sudah menaikkan harga jual tanah di kawasan itu.
"Makanya warga sini sih banyak yang belum jual tanahnya (untuk dibebaskan) karena masih terlalu murah. Katanya sih kemarin sudah sempat dinaikkin harganya jadi Rp 70.000 (per meter persegi), tapi belum ada yang mau juga," terangnya lagi.
Sementara di beberapa daerah lain, khususnya yang sudah memulai proses pengerukan tanah diduga sudah melakukan pembebasan lahan sepenuhnya.
Simak juga Video: Sandi Ungkap Alasan PIK 2 Masuk Proyek Strategis Nasional 2024