Ada Data Hilang, Proyek IKN Kena Imbas Serangan Hacker ke PDNS

Ada Data Hilang, Proyek IKN Kena Imbas Serangan Hacker ke PDNS

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 24 Jul 2024 07:45 WIB
Wujud Bilah-bilah sayap garuda yang sudah rampung terpasang di kantor presiden di IKN
Bilah-bilah sayap garuda yang sudah rampung terpasang di kantor presiden di IKN/Foto: Dok. Kementerian PUPR
Jakarta -

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut bahwa serangan ransomware terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 beberapa waktu lalu berimbas pada proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) hingga Proyek Strategis Nasional (PSN).

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Konstruksi Kementerian PUPR Abdul Muis mengatakan, setidaknya 10% proyek terimbas peretasan tersebut. Hal ini termasuk PSN dan IKN.

"Ada (PSN yang kena), yang IKN juga ada, sehingga karena ada proses kendala di PDN makanya tadinya kita menggunakan sistem informasi pendukung tadi, kita ubah kembali lagi ke manual," kata Abdul dalam konferensi pers usai acara Launching Konstruksi Indonesia 2024 di Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Selasa (23/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abdul mengatakan, serangan ke PDNS 2 mendatangkan dampak yang signifikan, utamanya dalam aktivitas jasa konstruksi. Hal ini terutama terkait dengan proses sertifikasi tenaga kerja, konstruksi, hingga proses pengadaan atau tender.

Alhasil, pihaknya mengambil jalan untuk Kembali ke metode manual sebagai cara cepat agar hal ini tidak terlalu berdampak pada proses konstruksi yang telah berjalan. Kalau tidak, bisa-bisa proyek yang terimbas seperti IKN mengalami keterlambatan penyelesaian.

ADVERTISEMENT

"Kita harus bergerak cepat. Kalau kita nggak segera mengambil keputusan cepat untuk kembali ke manual, maka waktu akan hilang, habis, maka itu akan menjadikan pembangunan infrastruktur di IKN juga akan mundur," tutur dia.

"Kemarin kita kembali ke manual, termasuk juga proses sertifikasi badan usaha, termasuk sertifikasi tenaga kerja konstruksi juga kembali ke manual," sambungnya.

Abdul menilai, Langkah ini sudah dirasa tepat, mengingat kalau semakin dibiarkan dampaknya bisa semakin besar. Walaupun memang konsekuensinya bila kembali ke manual akan ada ekstra tenaga hingga ekstra waktu yang dibutuhkan.

Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Dewi Chomistriana mengatakan, peretasan ini membuat pihaknya kehilangan banyak data. Namun, ia tak merincikan data-data apa saja yang hilang.

"Sebagaimana kita ketahui baru-baru saja kita mengalami hack PDNS 2. Ini sangat berimbas kepada dunia jasa konstruksi. Jadi kita telah begitu banyak kehilangan data terkait kegiatan konstruksi akibat dari adanya hackers tersebut," kata Dewi, dalam paparannya.

Oleh karena itu, ia mengajak para pelaku usaha yang bergerak di bidang keamanan siber dan pengelolaan data untuk ikut serta dalam acara Konstruksi Indonesia (KI) 2024.

"Saya kira itu nantinya teknologi-teknologi tersebut akan sangat dibutuhkan di masa mendatang. Mari bapak/ibu kalau ada yang berbisnis pada area itu kita akan sangat mengundang supaya bisa memperkaya nanti substansi rangkaian KI 2024," pungkasnya.

(shc/ara)

Hide Ads