Inovasi Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B
Dalam pembangunan LRT Jakarta Fase 1B, lanjutnya, tim proyek melakukan beberapa inovasi seperti design long span (bentang panjang) termasuk metode pelaksanaannya, AFC (Automatic Fare Collection) sebagai payment gateway, dan implementasi Building Information Modeling (BIM) sampai level 7D.
Inovasi long span dilakukan karena kondisi semua trase Proyek LRT Jakarta Fase 1B dikerjakan di area jalan raya dengan lalu lintas aktif dan padat di Kota Jakarta dan beberapa melintas di simpang besar. Contohnya, pekerjaan di area halte Trans Jakarta menggunakan steelbox girder bentang panjang sehingga tetap beroperasi dan tidak perlu membongkar halte.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, inovasi AFC (Automatic Fare Collection) sebagai payment gateway dapat digunakan dengan berbagai macam pembayaran digital, seperti e-wallet dan QRIS. Proyek LRT Jakarta Fase 1B juga akan terintegrasi dengan berbagai moda public transport melalui koridor Linkway.
Penerapan Building Information Modeling (BIM) sampai level 7D pun dilakukan untuk mendukung pelaksanaan proyek. Koordinasi dengan stakeholder proyek menggunakan Electronic Document Management System (EDMS) dan Common Data Environment (CDE) dalam satu platform yaitu Autodesk Construction Cloud (ACC).
Pada platform itu, kata Ermy, proses peninjauan dan persetujuan dokumen dapat dilihat secara daring serta diakses oleh semua pemangku kepentingan.
"Pengembangan inovasi BIM menjadi hal yang wajib dilakukan selama pembangunan. BIM membuat proses pekerjaan pada proyek menjadi lebih mudah mulai dari pembuatan gambar kerja, review desain, mapping progress, sequence pekerjaan, quantity take off dan cost estimate, hingga koordinasi dengan pihak yang terlibat pada proses pembangunan proyek baik itu pemberi tugas, kontraktor, maupun konsultan," terangnya.
Dengan sistem data berbasis cloud, seluruh proses kegiatan proyek dapat terekam dan tersimpan secara baik.
"Juga dapat diakses secara realtime kapan pun dan di mana pun," pungkasnya.
(anl/ega)