China Luncurkan Satelit Internet buat Saingi Starlink

China Luncurkan Satelit Internet buat Saingi Starlink

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 07 Agu 2024 09:54 WIB
A news program broadcasts file images of a rocket launch by North Korea, at the Seoul Railway Station in Seoul, South Korea, Tuesday, May 28, 2024. A rocket launched by North Korea to deploy the countrys second spy satellite exploded shortly after liftoff Monday, state media reported, in a setback for leader Kim Jong Uns hopes to field satellites to monitor the U.S. and South Korea. The writing on the screen reads A North Korea spy satellite launch failed on a day when the leaders of South Korea, Japan and China gather. (AP Photo/Ahn Young-joon)
Ilustrasi Satelit China/Foto: AP/Ahn Young-joon
Jakarta -

Perusahaan yang dibekingi pemerintah China meluncurkan satelit internet. Kehadirannya diharapkan dapat menyaingi Starlink buatan SpaceX asal Amerika Serikat (AS) milik Elon Musk.

Dilansir dari CNBC, Rabu (7/8/2024), peluncuran yang dipimpin oleh Shanghai Spacecom Satellite Technology (SSST) itu berlangsung di Pusat Peluncuran Satelit Taiyuan. Ini merupakan salah satu pusat peluncuran satelit dan rudal utama China, yang terletak di provinsi utara Shanxi.

Peluncuran ini merupakan bagian dari rencana 'Ribuan Layar Konstelasi' SSST, yang juga dikenal sebagai 'Rencana Starlink G60' yang dimulai tahun lalu dan bertujuan untuk menyebarkan lebih dari 15.000 satelit orbit Bumi rendah (LEO).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

China menerbangkan 18 satelit pertama ke luar angkasa menggunakan roket Long March 6A. Pada 2025 ditargetkan bisa memiliki 648 satelit guna menciptakan jaringan internet dengan jangkauan global.

Peluncuran konstelasi internet ini menggarisbawahi ambisi besar China di bidang antariksa untuk menyingkirkan dominasi AS di sektor tersebut seiring meluasnya persaingan teknologi antara kedua negara.

ADVERTISEMENT

Pada 2020, China menyelesaikan jaringan BeiDou, serangkaian satelit yang membentuk sistem navigasi global untuk menyaingi Sistem Pemosisian Global milik pemerintah AS atau GPS yang digunakan secara luas di seluruh dunia.

Wahana antariksa Chang'e-6 milik Badan Antariksa Nasional China berhasil kembali ke bumi pada Selasa (25/6), membawa sampel bebatuan dari sisi terjauh bulan yang belum dijelajahi. China juga telah menyusun rencana untuk mengirim misi berawak pertamanya ke Mars pada tahun 2033.

(aid/rrd)

Hide Ads