Perusahaan yang dibekingi pemerintah China meluncurkan satelit internet. Kehadirannya diharapkan dapat menyaingi Starlink buatan SpaceX asal Amerika Serikat (AS) milik Elon Musk.
Dilansir dari CNBC, Rabu (7/8/2024), peluncuran yang dipimpin oleh Shanghai Spacecom Satellite Technology (SSST) itu berlangsung di Pusat Peluncuran Satelit Taiyuan. Ini merupakan salah satu pusat peluncuran satelit dan rudal utama China, yang terletak di provinsi utara Shanxi.
Peluncuran ini merupakan bagian dari rencana 'Ribuan Layar Konstelasi' SSST, yang juga dikenal sebagai 'Rencana Starlink G60' yang dimulai tahun lalu dan bertujuan untuk menyebarkan lebih dari 15.000 satelit orbit Bumi rendah (LEO).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
China menerbangkan 18 satelit pertama ke luar angkasa menggunakan roket Long March 6A. Pada 2025 ditargetkan bisa memiliki 648 satelit guna menciptakan jaringan internet dengan jangkauan global.
Peluncuran konstelasi internet ini menggarisbawahi ambisi besar China di bidang antariksa untuk menyingkirkan dominasi AS di sektor tersebut seiring meluasnya persaingan teknologi antara kedua negara.
Pada 2020, China menyelesaikan jaringan BeiDou, serangkaian satelit yang membentuk sistem navigasi global untuk menyaingi Sistem Pemosisian Global milik pemerintah AS atau GPS yang digunakan secara luas di seluruh dunia.
Wahana antariksa Chang'e-6 milik Badan Antariksa Nasional China berhasil kembali ke bumi pada Selasa (25/6), membawa sampel bebatuan dari sisi terjauh bulan yang belum dijelajahi. China juga telah menyusun rencana untuk mengirim misi berawak pertamanya ke Mars pada tahun 2033.
(aid/rrd)