IKN Bakal Punya Tol Bawah Laut, Bangunnya Butuh Duit Rp 11 T

IKN Bakal Punya Tol Bawah Laut, Bangunnya Butuh Duit Rp 11 T

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 07 Agu 2024 12:14 WIB
Direktur Pembagunan Jalan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Wida Nurfaida
Direktur Pembangunan Jalan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Wida Nurfaida (Foto: Shafira Cendra Arini/detikcom)
Jakarta -

Ibu Kota Nusantara (IKN) akan memiliki tol dengan terowongan bawah laut (immersed tunnel) pertama di Indonesia. Diperkirakan biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan proyek ini mencapai Rp 11,04 triliun.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Pembangunan Jalan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Wida Nurfaida. Dalam rencana besarnya, proyek ini akan dijalankan lewat kerja sama dengan pemerintah Korea Selatan.

"Untuk biaya tadi yang kami sampaikan perkiraan biaya untuk penyelesaian immersed tunnel kurang lebih sekitar Rp 11 triliun atau senilai US$ 682 juta," kata Wida, dalam paparannya di acara Indonesia-Korea Technical Exchange Seminar 2024, di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (7/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wida mengatakan, pembangunan immersed tunnel masuk ke dalam rancangan pembangunan Jalan Tol IKN segmen 4A dan 4B yang berada di area timur.

"Keseluruhan (jalan tol) sudah dalam proses pekerjaan, kecuali segmen 4A dan 4B, di mana di sini terdapat rencana pembangunan immersed tunnel juga yang rencananya akan dikerjasamakan dengan pemerintah Korea," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut Wida mengatakan, Ditjen Bina Marga baru melakukan pekerjaan pembangunan jalan untuk zona 1, dari total 9 zona yang ada di IKN. Untuk zona 1 sendiri yang mencakup Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) ditargetkan total sepanjang 226 km jalan bisa terbangun. Jalan ini terdiri atas arteri primer, jaringan jalan arteri, kolektor, dan lokal.

Dari jumlah tersebut, pihaknya telah membangun jalan sepanjang 83,09 km di KIPP IKN sehingga masih harus menyelesaikan pembangunan jalan sepanjang 143,78 km lagi. Untuk menyelesaikannya, dibutuhkan biaya sekitar Rp 39,68 triliun, dengan asumsi rata-rata biaya untuk pembangunan jalan di IKN mencapai Rp 158,25 miliar per km.

"Untuk memenuhi kebutuhan penanganan sisa sepanjang 143,78 km, kurang lebih kita masih membutuhkan anggaran sekitar Rp 39 triliun,"kata dia.

Sedangkan untuk pengembangan akses jalan tol di IKN sendiri oleh Bina Marga, lanjut Wida, akses tol yang sudah terbangun baru 67,65 km dari total 88,54 km. Dalam hal ini, yang belum terbangun masih terdapat 20,89 km.

"Rata-rata pembelian untuk jalan tol sendiri adalah sekitar Rp 305 miliar (per km) dan untuk penyelesaian yang belum dibangun adalah Rp 6,38 triliun atau sekitar US$ 339 juta," ujar Wida.

Saat ini Kementerian PUPR melalui Dijenderal Bina Marga telah melaksanakan beberapa pekerjaan tol. Dalam rangka menyambung akses dari Bandara Sepinggan, ada tol Seksi 1 Segmen Bandara Sepinggan yanglangsung terkoneksi dengan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam). Akses jalan tersebut saat ini sudah terbangun.

Kemudian ada Segmen Karangjoang-KKT Kariangau sepanjang 13,4 km, berikutnya adalah Segmen Kariangau-Simpang Tempadung 7,33 km. Lalu Segmen Simpang Tempadung sampai Jembatan Pulau Balang sepanjang 6,68 km.

Selanjutnya dikoneksikan juga dengan Segmen Jembatan Pulau Balang sampai dengan Simpang Riko13,26 km, lalu segmen Simpang Riko sampai dengan Outer Ring Road IKN6,22 km. Berikutnya ada Outer Ring Road IKN sampai dengan Simpang 3 Itci sepanjang 6,18 km. Lalu terakhir Segmen 6C dari Simpang 3 Itci sampai dengan Simpang 1B Sumbu Kebangsaan Sisi Timur5,64 km.

Sebagai tambahan informasi, Juru Bicara Kementerian PUPR Endra Atmawidjaja mengatakan, butuh biaya yang besar untuk membangun tol bawah laut. Estimasi biayanya mencapai Rp 4 triliun per kilometer (km).

"Lagi feasibility study, kan itu mahal. Satu km-nya Rp 3 triliun - Rp 4 triliun. Ya betul yang immersed tunnel, mahal itu," katanya kepada wartawan di Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten, Senin (8/8/2022).

Tol bawah laut ini bakal menghubungkan Balikpapan dengan pusat IKN Nusantara. Endra menyebut panjang terowongan mencapai 1,5 km dan keseluruhannya di bawah laut. Sementara panjang tol secara keseluruhan adalah 47 km.

Adapun detail lokasi pembangunannya yaitu dari km 13 menuju Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN melewati Jembatan Pulau Balang. "Dari km 13 menuju KIPP lewat jembatan Pulau Balang," tambahnya.

Proyek ini diperkirakan akan mulai dibangun pada tahun 2025 mendatang di masa kepemimpinan presiden terpilih Prabowo Subianto. Saat ini proyek tersebut masih dalam tahap feasibility study atau studi kelayakan.

(shc/das)

Hide Ads