Bocoran 55 Investor yang Masuk IKN

Bocoran 55 Investor yang Masuk IKN

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 15 Agu 2024 07:30 WIB
Jokowi saat memberikan arahan ke kepala daerah di IKN.
Presiden Joko Widodo (Jokowi)/Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

Daftar Sektor yang Digarap

Jokowi menjabarkan, sektor yang digarap 55 investor. Ada 6 investor di sektor pendidikan, 3 di sektor kesehatan, 10 di sektor ritel dan logistik, 8 proyek hotel, 2 proyek di sektor energi dan transportasi, 14 proyek perkantoran dan perbankan, 9 proyek hunian dan area hijau, serta 3 proyek di bidang media dan teknologi.

Jumlah tersebut terdiri atas proyek-proyek investor swasta yang masuk groundbreaking tahap 1-7 di IKN. Dari groundbreaking tahap 7 pada 12 Agustus kemarin, ada empat proyek investor yang di-groundbreaking pembangunannya dengan akumulasi nilai investasi mencapai Rp 4,97 triliun.

Dari data yang dirangkum detikcom, empat investor itu adalah Intiland yang melakukan pembangunan tiga proyek dengan investasi Rp 2,6 triliun, kemudian BCA dengan investasi Rp 75 miliar, lalu Swiss-Belhotel dengan investasi Rp 300 miliar, terakhir RGE Group dengan investasi Rp 2 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penjelasan OIKN

Sementara itu, Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Agung Wicaksono mengatakan sejumlah investor asing telah masuk ke IKN, namun melalui kerja sama dengan investor lokal.

"Beberapa tentu ada mitra investasi dari asingnya," kata Agung, saat dihubungi detikcom, Rabu (14/8/2024).

ADVERTISEMENT

Dalam catatan detikcom, Otorita IKN pernah menjabarkan sejumlah proyek investor lokal yang telah menggandeng pihak asing. Salah satu contohnya ialah kerja sama PT Pakuwon Jati Tbk bersama Marriott International. Kerja sama itu dilakukan dalam pembangunan tiga hotel mewah di IKN antara lain Westin, Four Points, dan Tribute Portfolio.

Lebih lanjut Agung mengatakan, dari total 55 investor yang masuk ke IKN, 33 di antaranya merupakan investor swasta. Sedangkan 22 investor lainnya berasal dari investasi sejumlah pihak lainnya.

"Bermacam-macam, ada lembaga pemerintah yang non APBN (BI, LPS, OJK), juga BUMN seperti BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, dan lain-lain. Ada yang kontribusi/donasi/reforestasi oleh swasta dan CSO, dan lain-lain," jelasnya.


(shc/ara)

Hide Ads