Agenda pembangunan infrastruktur menjadi fokus kebijakan Presiden Joko WIdodo (Jokowi) sejak menjabat di tahun 2014. Kini satu dekade berlalu, Jokowi menyampaikan buah hasil dari kebijakan prioritasnya tersebut.
Jokowi memaparkan pembangunan infrastruktur yang masif dilakukan olehnya telah berhasil menurunkan biaya logistik menjadi 14% dari awalnya mencapai 24%. Selain itu peringkat daya saing Indonesia juga mengalami kenaikan.
"Pada akhirnya itu bisa menurunkan biaya logistik dari 24% ke hitungan terakhir kurang lebih 14%,sehingga menambah daya saing kita. Dan kelihatan itu pembangunan infrastruktur itu telah menaikkan global competitiveness ranking kita dari 42 di 2015 sekarang di ranking 27," papar Jokowi dalam Kompas 100 CEO Forum yang disiarkan langsung dari IKN, Kalimantan Timur, Jumat (11/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebijakan pembangunan infrastruktur yang dimulai dari pinggiran kota juga membuat banyak desa-desa tertinggal menjadi maju. Dia memaparkan jumlah desa tertinggal dari 47.000 menjadi 10.400 setelah pihaknya banyak melakukan infrastruktur.
Lantas apa saja yang dibangun Jokowi? Dia memaparkan ada jalan desa sejauh 366 ribu kilometer, kemudian pembangunan pasar desa sebanyak 14.700 unit, posyandu sebanyak 46 ribu unit, dan juga embung air 6.800 unit. Kemudian ada juga bendungan besar sebanyak 53 unit yang dapat memberikan jaringan irigasi hingga 1,2 juta hektare lahan pertanian.
Di kawasan perkotaan, Jokowi juga memaparkan pembangunan beberapa transportasi umum di Jakarta sebagai kota besar. Mulai dari MRT Bundaran HI-Lebak Bulus, LRT Jabodebek yang menghubungkan Bekasi dan Cibubur, hingga Kereta Cepat Jakarta Bandung.
Kemudian untuk infrastruktur sebagai konektivitas antar daerah ada jalan tol yang dibangun mencapai 2.433 kilometer. Ada juga bandara baru yang dibangun sebanyak 26 unit hingga pelabuhan baru sebanyak 25 unit.
Simak: Jokowi Anggarkan Rp 400 T Untuk Infrastruktur Prabowo di 2025, Termasuk IKN