Buruh Curhat 5 Tahun Nombok Gegara Kenaikan Upah Kecil, Minta Ini ke Prabowo

Buruh Curhat 5 Tahun Nombok Gegara Kenaikan Upah Kecil, Minta Ini ke Prabowo

Ilyas Fadilah - detikFinance
Kamis, 24 Okt 2024 15:08 WIB
Ribuan buruh hari ini menggelar massa aksi unjuk rasa menuntut kenaikan upah hingga 10%. Aksi ini akan berlangsung di depan Istana Negara, Jakarta.
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal curhat soal kenaikan upah buruh yang kurang sesuai dengan kondisi perekonomian. Menurutnya, perekonomian saat ini sangat mempersulit kelas menengah bawah dan memberi perlindungan kepada pemodal.

Said Iqbal menilai upah sebenarnya tidak mengalami kenaikan dan justru buruhlah yang nombok karena inflasi. Ia berharap Prabowo mengabulkan permintaan kenaikan upah minimal 8-10%.

"Mudah-mudahan, memang sekarang kan Pak Presiden dan Kabinet sedang di Magelang, disiarkan antara pidato kenegaraan Presiden, berbeda dengan kebijakan di lapangan. Orang nombok, masa kita kerja nombok, gaji kita nombok bayar barang, mana ada di dunia seperti ini. Krisis nggak, ekonomi tumbuh 5,2% tahun lalu. Tahun ini diproyeksi 5,1%," katanya di Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis (24/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Oleh karena itu kita minta upah harus bisa meningkatkan daya beli, supaya pertumbuhan ekonomi 8 persen bisa dicapai. Kami ngomong kelas ini, justru kami mendukung Presiden Prabowo Subianto," tambah dia.

Tahun lalu, kata dia, upah hanya naik 1,58% sementara inflasi tercatat sebesar 2,8%. Dengan asumsi tersebut artinya buruh nombok hingga 1,3%.

ADVERTISEMENT

"Tahun lalu hanya naik 1,58% padahal inflasi 2,8%. Jadi upah itu tidak naik, nombok 2,8% naik barang. Naik upah 1,58 %, tapi nombok berarti 1,3%. Setiap bulan itu sadarkah kamu pemerintah yang baru harus mendengar ini. Buruh dalam 5 tahun itu nombok, tidak naik upah," tegasnya.

Ia membandingkan nasib buruh dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI-Polri yang upahnya naik hingga 8%. Adapun buruh berencana melakukan aksi mogok nasional jika tuntutan mereka tidak didengar.

"Nanti 11-12 November dan atau 25-26 November kita mogok nasional. Kenapa tanggal itu yang dipilih mogok nasional? Karena kita mau lihat dulu itikad baik dari Menteri Tenaga Kerja dan Wakil Menterinya," tutupnya.

(ily/rrd)