AHY Rayu Investor buat Dukung Pendanaan Proyek Infrastruktur Era Prabowo

AHY Rayu Investor buat Dukung Pendanaan Proyek Infrastruktur Era Prabowo

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 28 Nov 2024 18:00 WIB
Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Agus Harimurti Yudhoyono - Foto: Shafira/detikcom
Jakarta -

Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bicara tentang kebutuhan pendanaan proyek-proyek infrastruktur yang terlampau besar. Hal ini membuat sejumlah proyek jumbo tidak bisa sekadar mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

AHY mengatakan, pemerataan pembangunan infrastruktur di Indonesia menjadi salah satu kunci dalam mendukung target Indonesia bisa mencapai posisi sebagai negara maju di 2045. Keseriusan pemerintah dalam mengupayakan hal ini terbukti dari langkah Presiden Prabowo Subianto membentuk Kemenko IPK.

"Pertama kali dalam sejarah kabinet ada nomenklatur infrastruktur dalam sebuah Kemenko dan ini menunjukkan ada urgensi dan juga ada harapan," kata AHY, dalam sambutannya di acara Economic & Capital Market Outlook 2025, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (28/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, pembangunan infrastruktur ke depan yang semakin tepat sasaran akan berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi dan juga distribusi kesejahteraan di seluruh wilayah. Karena itulah, ia mengharapkan adanya kolaborasi lanjutan bersama para stakeholder di pasar modal.

"Betapa membutuhkannya proyek-proyek infrastruktur, sumber penganggaran yang cukup dalam berbagai bentuk skema, kerjasamanya. Pasar modal punya peran sangat penting dan kita ingin melibatkan berbagai perusahaan, institusi, termasuk partisipasi masyarakat melalui pasar modal," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Bursa Efek Indonesia (BEI) sendiri sebelumnya telah menyediakan instrumen investasi Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA). Menurut AHY, hal ini bisa menjadi salah satu saluran untuk menjalin kolaborasi tersebut.

DINFRA sendiri merupakan wadah berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari pemodal. Dana tersebut dapat diinvestasikan pada aset infrastruktur yang mendukung program pemerintah

"Ada DINFRA misalnya, ada juga skema-skema yang lainnya. Silahkan bapak ibu sekalian kalau ini menjadi bagian yang baik untuk sama-sama kita berkontribusi pada pembangunan nasional. Mari kita lakukan itu bersama-sama. Lima tahun ke depan harapannya Indonesia semakin maju. Dan ingat, begitu masuk 2025 gampang kita ngitungnya, tinggal 20 tahun lagi menuju 2045," kata dia.

AHY mengatakan, jangan sampai keterbatasan anggaran justru malah membuat pembangunan tidak tepat sasaran dan tidak efisien. Ia pun kemudian mencontohkan dengan salah satu proyek bandara besar yang pengelolaannya kurang optimal.

Katanya, bandara itu dibangun dengan megah dan besar. Namun setelah pembangunannya rampung, utilisasinya tidak optimal, penggunanya tidak banyak, bahkan tidak ada maskapai penerbangan yang datang kesana.

"Akhirnya tidak optimal bahkan bisa dikatakan membazir padahal biaya pembangunannya triliunan rupiah. Apakah karena perencanaannya kurang matang atau kurang terkoordinasi dan terintegrasi dengan baik atau dalam pembangunannya juga ada kebocoran-kebocoran dan permasalahan-permasalahan lainnya," ujar AHY.

"Jadi permasalahan-permasalahan klasik tadi juga harus menjadi perhatian kita. Nah kemudian tentunya dari itu semua kita berharap bahwa infrastruktur ke depan juga bisa menjawab apa yang menjadi visi-misi dari Bapak Presiden (Prabowo) kita," sambungnya.

(kil/kil)

Hide Ads