Keputusan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berada di tangan Presiden Prabowo Subianto.
Direktur Utama KITB Ngurah Wirawan mengatakan KIT Batang dan 5 kawasan lainnya telah dinyatakan lulus oleh Dewan Nasional KEK beberapa waktu lalu.
Kini pihaknya tinggal menunggu Presiden Prabowo menandatangani persetujuan menjadi KEK tersebut.
"Sidang akhirnya di depan Menko Perekonomian itu lulus semua, tapi belum dapat ijazah karena presiden belum tanda tangan ijazah," ujar Ngurah di Grand City Batang, Jawa Tengah, dikutip Senin (16/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ngurah mengatakan kawasan yang telah dinyatakan lulus untuk menjadi KEK ialah KEK Industri Halal Sidoarjo, KEK Patimban, KEK Batuta Chemical Industrial Park di Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur, KEK Subang yang juga terletak di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat dan menjadi KEK manufaktur, KEK Mangkupadi terletak di Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara dan KEK Nongsa.
Insentif Pajak
Menurutnya jika sudah menjadi KEK akan dapat menggaet lebih banyak investor lagi dengan keringanan pajak yang ada di kawasan tersebut.
"Kami sangat menunggu keputusan pemerintah. Kalau bisa akhir tahun ini sudah ada keputusan sehingga tahun depan PP nya bisa terbit. Sehingga para investor lebih mau masuk," terang Ngurah.
Adapun jika nanti KITB sudah menjadi KEK, Ngurah menyampaikan bahwa kawasan ini menjadi satu-satunya kawasan yang ada di 3 sektor. KEK Industri, KEK Pariwisata dan KEK logistik dan transportasi.
Ia menjelaskan KITB nantinya akan ada pelabuhan petikemas yang dapat menampung aktivitas ekspor dan impor barang dari wilayah Batang dan sekitarnya.
Kemudian terkait dengan kawasan industri, Ngurah menyampaikan saat ini sudah ada 28 perusahaan yang akan menggarap lahan di KITB. Di mana 6 perusahaan sudah beroperasi.
"Saat ini ada 6 perusahaan yang sudah beroperasi dan sudah menghasilkan 5.500 pekerja. Di tahun 2029 kemungkinan diproyeksikan 39.000 karyawan," jelas Ngurah.
Untuk destinasi pariwisata, Ngurah mengatakan akan memanfaatkan lokasi yang dilewati oleh pengendara. Hal ini akan menjadikan area Batang sebagai area transit yang ada destinasi pariwisatanya.
"Batang beda. Misalkan anda dengan keluarga berangkat dari Jakarta bulan Maret, eh mampir ke Batang yuk ada watersport di garis pantainya. Karena kita berada di jalur lintas. Sehingga jenis pariwisatanya yang simple-simple. Misalnya seperti Ancol yang bisa dilewati sekali jalan. Tapi ini masih kami gali konsepnya," tutur Ngurah.
Lihat juga Video 'Jokowi Resmikan Kawasan Industri Batang, Investasi Masuk Rp 14 T':