Diskon tarif tol menjadi salah satu kebijakan yang cukup sering diberlakukan dalam periode-periode libur panjang, khususnya pada tahun ini. Diskon setidaknya diberikan sebesar 20% untuk ruas-ruas tertentu, dengan jadwal yang juga menyesuaikan dengan kebijakan operator jalan.
Biasanya, diskon diberikan untuk memecah kepadatan lalu lintas yang ada pada hari-hari tertentu maupun sebagai stimulus ekonomi. Pemberlakuan diskon tarif tol sendiri menjadi bagian dari kesepakatan antara pemerintah dengan para Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
Terbaru, pemerintah bersama BUJT sepakat untuk menerapkan diskon tarif untuk setidaknya 33 ruas tol pada periode Bulan Juni dan Juli 2025. Diskon tarif tol menjadi bagian dari paket stimulus ekonomi untuk mendorong peningkatan daya beli masyarakat.
Nah, ternyata ada pengorbanan yang dilakukan BUJT di balik pemberian diskon tarif tersebut. Direktur Teknik dan Operasi 2 PT Cimanggis Cibitung Tollways (CCT) Y. Widi Suharyanto mengatakan, diskon tarif merupakan kebijakan berbentuk imbauan untuk para operator jalan. Meski hanya berupa imbauan, pihaknya menjadi salah satu BUJT yang ikut menjalankan imbauan tersebut dan menerapkan diskon tarif 20% untuk ruas Tol Cimanggis-Cibitung.
"Kami CCT salah satunya diimbau untuk memberikan diskon tarif, di masa-masa bulan-bulan ini kan banyak long weekend, dan kita melaksanakan itu. Menurut saya, sejauh saya tahu, tidak semua BUJT melaksanakan diskon tarif, tapi kami termasuk yang melakukan," ujar Widi kepada detikcom dalam wawancara khusus, ditulis Kamis (3/7/2025).
Apabila dilihat secara data, Widi menjelaskan, kenaikan Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) imbas dari diskon ini terbilang minim, diperkirakan maksimal di angka 5%, bahkan kerap di bawah itu. Sedangkan diskon yang diterapkan jauh lebih besar, di angka 20%. Inilah yang menjadi pengorbanan BUJT.
"Ada kenaikan, tetapi tidak lebih dari 3% atau 4% atau 5%, sementara diskon yang kita berikan 20%," ujarnya.
CCT sendiri pada periode stimulus ekonomi ini telah memberikan diskon tarif sebanyak dua kali. Secara hitung-hitungan kasar, menurut Widi, pihaknya telah kehilangan potensi pendapatan kurang lebih sekitar Rp 230 juta.
"Jadi judulnya pemerintah itu kan untuk memberikan stimulus kepada masyarakat dalam posisi saat ini daya beli berkurang dan sebagainya. Kami hayati hal itu sebagai semacam CSR kepada masyarakat," kata dia.
Di sisi lain, Widi melihat bahwa gejolak yang tengah melanda perekonomian RI dalam beberapa waktu terakhir tak berdampak signifikan bagi bisnis jalan tol itu sendiri. Volume lalu lintas tercatat masih normal, bahkan cenderung naik.
"Kalaupun ada penurunan daya beli, itu terhadap masyarakat yang mana, menjadi pertanyaan. Karena kan orang harus punya mobil dulu untuk bisa pakai jalan tol, artinya menengah ke atas, dan menurut saya belum terdampak secara signifikan saat ini," ujar Widi.
Tol Cimanggis-Cibitung sendiri telah beroperasi sejak tanggal 2 Agustus 2024, kurang dari sebulan setelah diresmikan oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin waktu itu, pada 9 Juli 2024. Sejak saat itu hingga kini, tol sepanjang 26 kilometer (km) itu telah mencatat Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) cukup tinggi, sekitar 39.000, dengan rekor pernah menembus 55.000.
Pembangunan Tol Cimanggis-Cibitung sendiri terbagi ke dalam tiga seksi. Seksi 1 sepanjang 3 km dimulai konstruksinya tahun 2015, lalu disusul seksi 2A sepanjang 3 km dimulai konstruksinya tahun 2016, dilanjut seksi 2B sepanjang 19 km yang selesai dibangun tahun 2024.
Widi mengatakan, pembangunan jalan tol yang terintegrasi Jalan Tol Outer Ring Road (JORR) 2 ini sempat terhenti selama 3 tahun saat pandemi Covid-19. Pada kala itu, pihaknya menemui kendala dari sisi pembebasan lahan.
"Sempat 3 tahun berhenti karena COVID-19. Seperti di negara-negara yang demokratis, rata-rata kesulitannya adalah di pembebasan lahan. Jadi pembebasan lahan itu paling menghabiskan banyak energi," katanya.
Sebagai informasi, pemerintah memproyeksikan kebutuhan anggaran untuk paket stimulus ekonomi Juni-Juli 2025 mencapai Rp 24,4 triliun. Total ada lima kelompok kebijakan dalam paket stimulus, dengan sasaran utama sektor transportasi, bantuan sosial (bansos), bantuan subsidi upah (BSU), dan insentif tol.
Untuk subsidi tarif tol sendiri, diberikan diskon tarif tol sebesar 20% ditargetkan kepada 110 juta kendaraan selama libur sekolah. Total anggaran yang dibutuhkan untuk realisasinya diperkirakan mencapai Rp 0,65 triliun dari Non-APBN.
(shc/eds)