Macet Parah di Ketapang-Gilimanuk, Pengusaha: Tambah Dermaga, Bukan Kapal

Macet Parah di Ketapang-Gilimanuk, Pengusaha: Tambah Dermaga, Bukan Kapal

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 28 Jul 2025 10:22 WIB
Antrian kendaraan yang antri masuk kapal di dermaga LCM Ketapang.
Foto: Eka Rimawati/detikJatim)
Jakarta -

Permintaan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kepada Kementerian Perhubungan untuk menambah kapal di lintasan Ketapang-Gilimanuk menuai kritik dari pelaku usaha penyeberangan. Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) menilai solusi tersebut kurang tepat dan justru berisiko memperparah antrean kapal.

Permintaan tersebut muncul usai kemacetan panjang terjadi akibat dihentikannya operasional 15 kapal jenis Landing Craft Tank (LCT) oleh Kemenhub. LCT-LCT itu diketahui sudah puluhan tahun beroperasi di lintasan Ketapang-Gilimanuk. Penghentian selama sekitar lima hari itu memicu antrean kendaraan, terutama truk, hingga 40 kilometer dan ramai diperbincangkan di media sosial. Kini, 15 kapal tersebut telah kembali beroperasi dan antrean kendaraan telah terurai.

Ketua Bidang Tarif dan Usaha DPP Gapasdap, Rahmatika, menjelaskan bahwa akar persoalan bukan terletak pada jumlah kapal, melainkan keterbatasan jumlah dermaga yang tersedia untuk melayani penyeberangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini ada 56 kapal, tapi hanya 28 kapal yang bisa beroperasi karena dermaganya terbatas. Kalau ditambah kapal, yang ada malah kapal-kapal nganggur nunggu giliran sandar. Bukan menambah kapasitas angkut, malah bikin antrean baru di laut," tegas Rahmatika dalam keterangannya, Senin (28/7/2025).

Menurutnya, solusi ideal adalah menambah jumlah dermaga, minimal dua pasang hingga maksimal lima pasang, agar kapal-kapal yang menganggur bisa beroperasi optimal. "Kalau ditambah tiga pasang dermaga saja, sudah bisa menampung 12 kapal tambahan. Jadi, kenapa harus tambah kapal? Ekonomi kita masih sulit!" ujarnya.

ADVERTISEMENT

Rahmatika juga menyoroti pentingnya antisipasi terhadap potensi peningkatan arus kendaraan di masa depan, terutama dengan beroperasinya tol Probowangi. Ia mengingatkan bahwa beberapa dermaga saat ini kondisinya sudah rusak dan perlu perbaikan segera.

Lebih lanjut, ia meminta Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur untuk tidak panik dan lebih cermat dalam memantau situasi di lapangan.

"Harusnya Dishub Jatim cek langsung ke lokasi. Sekarang 15 kapal LCT itu sudah jalan semua dan antrean sudah nol sejak Minggu malam. Jangan cuma baca laporan dari media sosial, bisa saja itu hoaks," tutupnya.

(rrd/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads