Suka Dengar Suara 'Duk-duk' di Kereta? Ini Rahasia Celah Rel yang Jarang Diketahui!

Suka Dengar Suara 'Duk-duk' di Kereta? Ini Rahasia Celah Rel yang Jarang Diketahui!

Retno Ayuningrum - detikFinance
Kamis, 07 Agu 2025 12:23 WIB
Rel Kereta
Celah Rel Kereta Api/Foto: Dok. KAI
Jakarta -

Pernahkah kamu mendengar suara 'duk-duk' berulang saat kereta api melaju? Ternyata, suara tersebut berasal dari sambungan rel yang memang sengaja dirancang memiliki jarak atau celah antar batang rel.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 1 Jakarta menyampaikan bahwa keberadaan celah tersebut memiliki fungsi teknis yang sangat penting untuk keselamatan dan keandalan perjalanan kereta api.

Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, mengatakan bahwa sambungan rel dengan celah bukanlah kesalahan konstruksi, melainkan bagian dari rekayasa teknik rel yang telah diperhitungkan secara cermat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Celah atau jarak pada sambungan rel bertujuan untuk mengantisipasi perubahan panjang rel akibat suhu. Besi atau baja sebagai bahan rel akan memuai saat panas dan menyusut saat dingin. Jika tidak ada celah, maka rel bisa melengkung atau bahkan retak akibat tekanan termal," ujar Ixfan dalam keterangannya, Kamis (7/8/2025).

Ixfan menjelaskan fenomena pemuaian dan penyusutan ini dikenal sebagai thermal expansion. Pada siang hari, suhu rel dapat meningkat tajam karena paparan sinar matahari langsung.

ADVERTISEMENT

Tanpa ruang pemuaian yang cukup, sambungan antar rel akan mengalami tekanan besar yang bisa menyebabkan track buckling atau pelengkungan rel, yang berisiko terhadap keselamatan perjalanan kereta api.

"Dengan adanya celah, rel diberikan ruang untuk memuai sehingga tekanan tidak terkonsentrasi di satu titik. Inilah kenapa desain sambungan rel dibuat tidak rapat sempurna," tambah Ixfan.

Selain celah sambungan, KAI juga menggunakan rail joint bars (plat sambungan) dan fish bolts (baut khusus) untuk menyambungkan antar batang rel. Sistem ini tidak hanya memberikan fleksibilitas terhadap perubahan suhu, tetapi juga mempermudah proses perawatan, inspeksi, dan penggantian rel jika diperlukan.

Ixfan menerangkan jalur-jalur strategis dan padat, kini banyak digunakan rel jenis continuous welded rail (CWR), yang menggunakan teknik penyambungan rel tanpa celah. Namun, pada jalur dengan rel jenis ini, diperlukan sistem penanganan ekspansi termal yang lebih kompleks, seperti rail anchor dan ballast retention.

"Kami ingin masyarakat memahami bahwa suara sambungan rel dan keberadaan celah adalah bagian dari sistem yang aman dan sudah sesuai standar internasional. Ini adalah bagian dari komitmen KAI untuk menjaga keselamatan perjalanan kereta api," kata Ixfan.

Tonton juga Video: Aksi Sejumlah Bocah Temukan Rel KA Bermasalah di Bogor

(rea/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads