Masjid Raudhatul Limpapeh hadir sebagai ikon baru yang memadukan arsitektur megah bergaya Rumah Gadang Minangkabau dengan nuansa lokal Banten. Keunikan desainnya menjadikan masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol toleransi dan kekayaan budaya di jalur Tol Serang-Panimbang.
"Kami berharap Masjid Raudhatul Limpapeh tidak hanya menjadi fasilitas ibadah yang memudahkan perjalanan para musafir, tetapi juga menjadi sebuah daya tarik unik di Rest Area Tol Serang-Panimbang. Kemegahan dan keunikan arsitekturnya kami yakini mampu menarik pengguna jalan untuk singgah, beribadah, dan merasakan keragaman budaya yang menyatu di sini," ujar Direktur Utama PT Wijaya Karya Serang Panimbang Iwan Juliansyah dalam keterangan tertulis, Selasa (21/10/2025).
Masjid berkapasitas sekitar 500 jamaah ini lebih dari sekadar tempat salat, masjid ini juga difungsikan sebagai pusat pembinaan umat dan kegiatan sosial. Berbagai kegiatan keagamaan seperti akad nikah, pengajian akbar, hingga acara sosial masyarakat dapat digelar di sini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masjid Raudhatul Limpapeh lahir dari semangat gotong royong komunitas Rumah Gadang Limpapeh, organisasi perempuan Minang yang aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan. Pembangunannya menjadi bukti nyata kontribusi perantau Minang dalam memperkaya ruang publik bernuansa spiritual di Indonesia.
Berada di jalur strategis Tol Serang-Panimbang yang terhubung dengan jaringan Tol Trans Jawa, keberadaan masjid ini turut memperkuat konektivitas spiritual dan sosial di wilayah Banten, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi serta pariwisata di kawasan tengah dan selatan provinsi tersebut.
(ega/ega)