Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tengah melaksanakan penataan kawasan permukiman di tujuh lokasi sepanjang tahun 2025. Secara keseluruhan, total anggaran yang dikucukan PU untuk penataan ketujuh kawasan tersebut antara lain Rp 401,24 miliar.
Ketujuh lokasi tersebut meliputi Penataan Kawasan Medan Belawan Bahari di Kota Medan, Penataan Kawasan Permukiman Pulau Penyengat di Kota Tanjung Pinang, dan Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kawasan Tanjung Banun di Kota Batam.
Kemudian ada optimalisasi Penataan Kawasan Panjunan di Kota Cirebon, Pembangunan Infrastruktur Mendukung Hunian Relokasi Bencana Gunung Ruang di Sulawesi Utara, Penataan Kawasan Bahodopi di Kabupaten Morowali, serta Penataan Kawasan Lelilef Waibulan di Kabupaten Halmahera Tengah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, pembangunan infrastruktur permukiman tidak hanya berfungsi untuk memperbaiki lingkungan fisik, tetapi juga menjadi instrumen sosial ekonomi yang memperkuat ketahanan masyarakat.
"Melalui penataan kawasan, kita memastikan layanan dasar seperti air minum, sanitasi, dan ruang publik benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Pembangunan ini juga membuka peluang ekonomi baru, meningkatkan kualitas hidup, dan mendukung agenda nasional pengentasan kemiskinan," kata Dody, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (24/10/2025).
Dody mengatakan, Kementerian PU memperkuat pembangunan infrastruktur permukiman di berbagai daerah dalam rangka mendukung penataan kawasan kumuh, pengembangan destinasi pariwisata, serta pengentasan kemiskinan.
Berikut rincian proyek penataan kawasan di setiap wilayah:
1. Penataan Kawasan Pulau Penyengat
Penataan Kawasan Pulau Penyengat di Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau menjadi kawasan cagar budaya nasional sekaligus destinasi wisata sejarah Melayu. Dengan nilai investasi sebesar Rp 36,98 miliar, program ini diharapkan meningkatkan kualitas lingkungan sekaligus memperkuat daya tarik pariwisata Pulau Penyengat.
Kementerian PU melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya melakukan sejumlah pekerjaan penataan antara lain jalan lingkungan, memperbaiki drainase, membangun plaza penyambut dan pelataran balai adat, serta memperindah kawasan dengan lansekap dan karya seni (storytelling dan artworks).
2. Penataan Kawasan Medan Belawan Bahari
Penataan Kawasan Medan Belawan Bahari di Sumatera Utara fokus pada pengendalian banjir rob dan peningkatan kualitas lingkungan kawasan pesisir di Kota Medan melalui normalisasi drainase, pembangunan reservoir air minum, serta penyediaan ruang terbuka publik.
Program penataan senilai Rp 18,89 miliar ini ditujukan untuk mengurangi dampak genangan dan memperbaiki kualitas kesehatan masyarakat pesisir.
3. Penataan Kawasan Tanjung Banun
Di Kota Batam, penataan Kawasan Tanjung Banun merupakan bagian dari penanganan relokasi masyarakat terdampak proyek Rempang Eco City. Kementerian PU membangun infrastruktur dasar seluas 36,77 hektar, meliputi jalan lingkungan, drainase, Penerangan Jalan Umum (PJU), jaringan air bersih, TPS-3R (sanitasi), ruang publik, serta Puskesmas pembantu dengan anggaran Ditjen Cipta Karya senilai Rp 164,78 miliar.
4. Pembangunan Infrastruktur Mendukung Hunian Relokasi Bencana Gunung Ruang
Penataan kawasan juga menyentuh daerah bencana, seperti pembangunan Hunian Relokasi Bencana Gunung Ruang di Sulawesi Utara. Di atas lahan 11,85 hektar, Kementerian PU membangun 287 unit hunian tetap, fasilitas sosial, sekolah, tempat ibadah, taman bermain, dan lapangan serbaguna, dengan nilai pekerjaan mencapai Rp 115,92 miliar.
5. Penataan Kawasan Bahodopi
Adapun Penataan Kawasan Bahodopi di Kabupaten Morowali diarahkan untuk mendukung kawasan industri nikel dan Maluku Utara. Mengutip data pada Indonesia National Procurement Portal (Inaproc), proyek ini bernilai Rp 30 miliar.
Melalui pembangunan jalan lingkungan, drainase, ruang terbuka publik, dan sentra UMKM, penataan kawasan ini memperkuat keseimbangan antara pertumbuhan industri dan kualitas hidup masyarakat di sekitarnya.
6. Penataan Kawasan Lelilef Waibulan
Sama seperti penataan kawasan Bahodopi, Penataan Kawasan Lelilef Waibulan di Halmahera Tengah diarahkan untuk mendukung kawasan industri nikel Maluku Utara. Mengutip data pada Indonesia National Procurement Portal (Inaproc), proyek ini bernilai Rp 30 miliar.
Melalui pembangunan jalan lingkungan, drainase, ruang terbuka publik, dan sentra UMKM, penataan kawasan ini memperkuat keseimbangan antara pertumbuhan industri dan kualitas hidup masyarakat di sekitarnya.
7. Penataan Kawasan Panjunan di Kota Cirebon
Kementerian PU juga melakukan optimalisasi Penataan Kawasan Panjunan di Kota Cirebon untuk memperkuat struktur tanah dan memperindah pedestrian di kawasan yang sebelumnya kumuh, dengan anggaran Rp 4,67 miliar.
Optimalisasi Penataan Kawasan Panjunan merupakan kegiatan peningkatan stabilitas tanah menggunakan CCSP (Corrugated Concrete Sheet Pile) dan timbunan pilihan di area kawasan Panjunan yang ditargetkan tuntas Desember 2025.
Simak juga Video: Anggaran Kementerian PU Tahun 2025 Dipangkas Rp 81,38 T Sisa Cuma Rp 29,57 T








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 