Media asal Inggris, The Guardian, menyoroti proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Dalam publikasinya, The Guardian menyebut bahwa IKN digadang-gadang akan menjadi kota utopia di tengah hutan, dengan jalanan yang membelah pepohonan lebat mengarah ke Istana Garuda.
Dilansir detikcom dari The Guardian, Kamis (30/10/2025), di balik deretan gedung futuristiknya, jalan-jalan di Nusantara tampak lengang dan hanya beberapa tukang kebun dan wisatawan yang lalu-lalang.
Tiga tahun sejak mantan presiden ke-7 Joko Widodo, meluncurkan proyek ambisius untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta yang macet, tercemar, dan perlahan tenggelam, sebagian pihak khawatir Nusantara berisiko menjadi kota hantu yang mewah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, pendanaan negara untuk proyek ini turun lebih dari separuh, dari £ 2 miliar pada 2024 menjadi £ 700 juta pada 2025. Tahun depan, hanya £ 300 juta yang dialokasikan atau sepertiga dari yang diajukan. Investasi swasta pun meleset lebih dari £ 1 miliar dari target.
The Guardian juga menyoroti langkah Prabowo yang diam-diam menurunkan statusnya menjadi ibu kota politik pada Mei lalu, meski keputusan itu baru diumumkan ke publik pada September.
Pada 2024, kepala dan wakil otorita IKN mengundurkan diri. Saat ini, hanya sekitar 2.000 aparatur sipil negara dan 8.000 pekerja konstruksi yang tinggal di sana, jauh dari target 1,2 juta penduduk pada 2030. Beberapa apartemen, gedung kementerian, rumah sakit, jalan, sistem air, dan bandara telah selesai dibangun, namun sebagian besar kota masih dalam tahap konstruksi.
Herdiansyah Hamzah, pakar hukum tata negara dari Universitas Mulawarman, menyebut proyek ini sudah seperti "kota hantu," dan sebutan "ibu kota politik" itu tidak memiliki dasar hukum apa pun.
"Ibu kota baru ini bukan prioritas bagi Prabowo. Secara politik, ia berada di posisi yang aneh, tak mau mati, tapi juga tak benar-benar hidup," sebut Hamzah.
Meski ada penundaan dan penurunan status, para pejabat di Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) tetap menyatakan optimismenya. Kepala OIKN Basuki Hadimuljono juga berkomitmen melanjutkan proyek tersebut.
"Presiden (Prabowo) berkata kepada saya, 'Ini komitmen saya untuk melanjutkan dan menyelesaikannya bahkan lebih cepat,'" ujar Basuki.
Baca juga: Komitmen Investasi IKN Tembus Rp 225 Triliun |
Ia juga membantah kabar perlambatan pembangunan dan minimnya dukungan politik. "Pendanaannya ada, komitmen politiknya ada. Kenapa harus diragukan?" tambah Basuki.
Menurutnya, dana untuk IKN bukan dipangkas melainkan dialihkan. Di sekitar Nusantara, bisnis kecil yang dulu hidup dari gelombang pekerja kini mengaku pendapatannya anjlok. Para aktivis lingkungan juga memperingatkan risiko bencana ekologis di kawasan hutan hujan yang menjadi rumah bagi spesies langka.
"Waktu Jokowi masih presiden, kamar sewa saya selalu penuh," kata Dewi Asnawati, pemilik toko dan penginapan kecil. "Sekarang, penghasilan saya turun setengahnya," katanya lagi.
Sementara itu, pekerja konstruksi bernama Bejo mengaku pekerjaan memang masih berjalan. Tapi proyek lembur berkurang dan uangnya pun juga berkurang.
Di Teluk Balikpapan, para nelayan yang dulu mengeluh kapal besar pengangkut material mengganggu jaring mereka kini bilang lalu lintas kapal sudah jauh menurun. Bagi masyarakat adat Balik yang tinggal di dekat Sungai Sepaku, kurang dari 20 km dari kawasan inti, pembangunan ibu kota baru membawa gangguan besar.
Arman, seorang petani dan nelayan lokal, mengatakan banjir semakin parah sejak dibangun instalasi pengolahan air di sungai itu, membuat hasil panennya turun setengah. Janji pemerintah soal pasokan air bersih dari instalasi tersebut, katanya, tak pernah terwujud. Pasokan air hanya mengalir untuk IKN.
Meski terus dibela pemerintah, sejumlah analis menilai fokus Prabowo kini bergeser ke program makan bergizi gratis (MBG), yang diproyeksikan punya anggaran hingga £ 15 miliar per tahun pada 2026.
Sebagian pihak bahkan memperkirakan Nusantara akan lebih menjadi destinasi wisata ketimbang pusat pemerintahan. Clariza, wisatawan asal Sulawesi menyebut IKN mirip seperti Singapura.
"Bersih, modern, sesuatu yang terasa mustahil di tengah hutan." Ia berharap Nusantara bisa membantu memindahkan pusat kekayaan Indonesia dari Pulau Jawa yang selama ini mendominasi politik dan ekonomi.
"Bagi kami yang tinggal di timur, ibu kota di sini terasa lebih terpusat," ujarnya. "Tapi juga aneh dan sepi. Belum ada siapa-siapa di sini," tutup Clariza.
Simak juga Video: Pembangunan IKN Terancam Molor gegara Tambahan Anggaran Ditolak











































