Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo akan berkoordinasi dengan kepala daerah dalam penanganan banjir. Salah satu yang menjadi fokus adalah memastikan kondisi sungai terjaga.
Dody meminta sungai-sungai yang ada tidak ditimbun untuk didirikan bangunan. Pasalnya hal itu memicu volume tampung air berkurang sehingga berujung pada bencana banjir.
"Sungai itu jangan dimakan lagi. Kalau sungai itu memang sudah lebarnya 3 meter ya sudah dibikin 3 meter. Jangan kemudian ditimbun-timbun timbun, dan kemudian lama-lama disitu ada bangunan. Karena kalau sudah begitu kan volume tampungnya berkurang karena apa pun alasannya," ujar Dody dalam konferensi pers di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Jumat (31/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena ada perumahan atau karena ada sedimentasi. Karena nanti nanti daya tampungnya kurang otomatis begitu banjir. Namanya juga air kan, air kan tidak bisa kita kontrol. Ya sudah dia meluber ke mana-mana. Jadi memang harus koordinasi erat dengan pemangku kebijakan di daerah," sambung Dody.
Terkait musim hujan dan antisipasi banjir, Kementerian PU menyiagakan pompa-pompa di titik rawan. Ia memastikan Kementerian PU siap 100% dalam penanganan banjir, termasuk untuk menurunkan alat-alat berat.
Pompa penyedot air banjir akan difokuskan di titik rawan seperti Jawa Tengah, DKI, hingga Jawa Barat. Daerah lain seperti Sumatera dan Sulawesi juga menjadi perhatian Kementerian PU.
"Kami juga menyediakan lebih banyak pompa tambahan karena kami merasakan memang pompa itu sangat-sangat diperlukan. Khususnya untuk daerah-daerah yang memang rawan banjir. Jawa Tengah, DKI, Jawa Barat. Itu mungkin memang rawan banjir. Demikian juga nanti di Sumatera dan Sulawesi," tutur Dody
(ily/hns)







































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 