Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tengah melakukan berbagai upaya penanganan bencana longsor dan banjir di Aceh dan Sumatra Barat (Sumbar). Sejumlah alat berat turut dikerahkan untuk mempercepat proses penanganan bencana.
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan dirinya telah menginstruksikan seluruh unit teknis Kementerian untuk turun langsung ke lapangan dan memastikan penanganan darurat berlangsung secepat mungkin. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo.
"Kementerian PU telah menginstruksikan seluruh Balai yang ada di Sumatera Barat untuk bergerak cepat dan hadir di lokasi. Fokus kita adalah membuka kembali akses utama, memastikan fungsi infrastruktur air baku dan drainase, serta memberikan dukungan fasilitas dasar bagi masyarakat. Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama," kata Dody dalam keterangan resminya, Jumat (28/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menegaskan pemerintah akan terus hadir hingga seluruh infrastruktur yang terdampak pulih kembali. Setelah tahap tanggap darurat, proses rehabilitasi dan rekonstruksi akan dipersiapkan sesuai kebutuhan teknis di lapangan.
"Kementerian PU memastikan seluruh infrastruktur yang rusak akan mendapatkan penanganan sesuai dengan kebutuhan teknis. Pemerintah hadir sepenuhnya untuk memastikan masyarakat dapat segera kembali beraktivitas dengan aman," tegas Dody.
Penanganan Bencana di Aceh
Melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I Aceh, Kementerian PU telah menurunkan cukup banyak alat berat untuk membuka dan memulihkan akses masyarakat di sejumlah titik bencana.
Dalam hal ini sebanyak 31 unit alat berat telah dimobilisasi BPJN Aceh, Kementerian PU di lapangan melalui tiga wilayah kerja, yakni Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) I meliputi Loader 2 unit, Excavator 4 unit, Trado 1 unit, dan Dump truck 10 unit.
Selanjutnya PJN II berupa Loader 3 unit dan Backhoe loader 1 unit serta PJN III meliputi Loader 3 unit, Dump truck 3 unit, Excavator 1 unit, Grader 1 unit, Crane 1 unit, dan mobil Pick up 1 unit.
Berdasarkan koordinasi terbaru dengan BPBD di beberapa kabupaten, Kementerian PU menerima usulan dukungan peralatan untuk titik-titik penanganan prioritas seperti 1 unit alat berat tambahan akan dikerahkan hari ini Jumat (28/11) untuk pembersihan lumpur dan sampah banjir di Aceh Tenggara.
Dua unit alat berat juga sudah berada di lokasi bencana Kabupaten Pidie Jaya yang dimobilisasi oleh BWS Sumatera I. Pemda melalui BPBD akan menyampaikan titik lanjutan yang perlu ditangani oleh BBWS.
Kemudian, menindaklanjuti permintaan Kepala Dinas PU Aceh Barat, Kementerian PU akan mengerahkan 1 unit alat berat tambahan dari mitra kerja terdekat untuk mendukung percepatan penanganan banjir di Aceh Barat.
Alat-alat berat ini diketahui sudah berada di sejumlah lokasi terdampak bencana dan tengah melakukan penanganan dengan fokus pembersihan material longsoran, normalisasi saluran drainase, penanganan titik rawan, dan memastikan kelancaran arus lalu lintas.
Penanganan Bencana di Sumbar
Di Sumatra Barat, material longsor yang menutup badan jalan di ruas nasional Padang-Bukittinggi menjadi salah satu dampak paling signifikan dari cuaca ekstrem tersebut. Kondisi ini terjadi di kawasan Lembah Anai sempat membuat jalur tersebut tidak dapat dilalui.
"Akses jalan Padang-Bukittinggi terputus imbas tanah longsor di daerah Lembah Anai. Longsor tersebut menutup jalan sehingga tidak dapat dilewati. Saat ini sedang kita lakukan penanganan dan pembersihan. Semalam ada satu titik yang sudah kita tangani, tetapi pagi tadi longsor lagi dan ada beberapa tambahan titik lokasi," ungkap Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sumatera Barat, Elsa Putra Friandi.
Kemudian dalam laporan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V juga menunjukkan intensitas hujan sangat tinggi, di antaranya mencapai 212 mm/hari di DAS Anai. Sehingga, menyebabkan luapan sungai, banjir, sedimentasi, dan longsor di Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Solok, Tanah Datar, Agam, Pesisir Selatan, dan Pasaman Barat.
Kepala BWS Sumatera V, Naryo Widodo, menjelaskan sejumlah intake PDAM juga terganggu akibat penumpukan sedimen, rumah dan lahan pertanian tergenang, serta akses permukiman dan fasilitas umum terdampak. Untuk itu pihaknya menerjunkan alat berat dan bantuan teknis ke berbagai lokasi terdampak.
"BWS Sumatera V telah mengirimkan beberapa unit alat berat termasuk excavator long arm untuk menangani sedimen pada intake PDAM di Sungai/Batang Kuranji serta mengirimkan bantuan bronjong ke daerah Solok dan Tanah Datar. Kami juga menyiapkan penanganan lanjutan berupa normalisasi sungai, pembentukan alur, serta usulan pembangunan struktur pengendali banjir sesuai masterplan yang sudah tersedia," jelas Naryo.
Selain pemulihan akses dan pengamanan infrastruktur sungai, Kementerian PU melalui Balai Penataan Bangunan, Prasarana, dan Kawasan (BPBPK) Sumatera Barat juga memberikan dukungan berupa sarana prasarana dasar bagi masyarakat terdampak.
Kepala BPBPK Sumatera Barat, Maria Doeni Isa, menyampaikan dua unit toilet portable telah disiapkan di lokasi terdampak, sementara dua unit hunian umum (HU) dikirimkan ke SMP 44 Kecamatan Pauh, Kota Padang, yang saat ini difungsikan sebagai tempat penampungan sementara.
(fdl/fdl)











































