Jakarta -
Sebagai pribadi kita mungkin tidak ingin terlibat dengan utang. Namun siapa yang bisa terhindar dari utang? Bahkan orang kaya pun banyak sekali yang memiliki utang. Bedanya mereka melakukan utang produktif yang bermanfaat untuk peningkatan aset.
Tapi beda dengan mereka yang memasuki pensiun tapi terlilit utang? Sudah tidak ada aset produktif tapi utang harus terus dilunasi.
Dalam setiap pendampingan program pensiun yang saya tangani, masalah utang ini menjadi hal yang membuat galau para pensiunan. Waktu dan strategi yang mereka buat serasa tidak pernah "klop" untuk mengatasinya. Jadi tidak mengherankan pensiun yang seharusnya menjadi masa indah bagi kehidupan profesional mereka, malah seperti "hantu" yang menakutkan yang akan segera datang dan tidak bisa mereka hindari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Idealnya memang seharusnya mendekati pensiun utang sebaiknya tinggal nol persen dari seluruh kewajiban kita. Atau setidaknya ngga lebih dari 5% asset tunai kita.
Namun tulisan nggak akan sebaik kenyataan kan, dan kenyataan adalah sesuatu yang harus kita lewati. Untuk mereka yang mungkin mengalami hal yang sama, dan masih ada waktu untuk menyelesaikannya karena Anda masih bekerja, beberapa hal dasar ini sebaiknya Anda terapkan.
Merencanakan masa pensiun tidak hanya sekedar meningkatkan penghasilan untuk masa tua tetapi juga harus memperhitungkan besarnya kebutuhan yang harus dipenuhi.
Jika kita ingin memenuhi semua kebutuhan hidup maka tidak akan ada habisnya, karena sifat dasar manusia yang tidak pernah puas dan menginginkan banyak hal.
Untuk itu anda harus bisa memastikan berapa besar kebutuhan pasti bulanan Anda tiap bulan. Ini penting agar ada bagian untuk menyelesikan utang Anda dari penghasilan saat bekerja.
Memang bisa menyelesaikan utang dengan pesangon, namun harus diingat pesangon senyatanya adalah penghasilan bulanan Anda yang dibayarkan di
awal. Jadi bila itu langsung habis, maka akan habis juga hidup Anda.
Kadangkala orang memaksakan kemampuan dirinya untuk membeli barang yang harganya jauh di atas jangkauan dirinya. Memiliki aset memang harus dianggarkan dalam kehidupan keuangan, karena tanpa aset maka tidak akan terkumpul kekayaan kita.
Namun bila aset tersebut dibeli dengan paksaan dan menghabiskan anggaran, mungkin pikirkan lagi.
Barang bagus belum tentu barang baru, dan barang bekas belum tentu barang jelek. Barang bekas bagi kita mungkin adalah "emas" nagi orang lain. Jadi manfaatkan aset bekas Anda sebagai pengganti pembelian aset Anda yang baru. Dan aset baru bukan berarti beli baru ya.
Utang besar selalu dimulai dengan utang kecil yang tidak dikelola dengan bijak.
Oleh karenanya, segera bayar utang sekecil apapun agar anda bisa fokus melakukan pekerjaan dan meningkatkan penghasilan.
Konsumsi berlebihan bisa menjadi pemicu terjadinya utang terus menumpuk setiap harinya karena pemasukan belum siap menampung gaya hidup yang berlebihan. Anda sudah puluhan tahun bekerja, pola hidup yang mungkin salah sudah anda lakukan.
Apakah pola itu akan terus Anda pertahankan sampai pensiun? Artinya Anda akan berutang lagi saat pensiun? Sebaiknya tidak!!! Karenanya upayakan selalu bergaya sesuai dengan isi dompet saja. Jangan berlebihan.
Ingat masa keemasan kita di perusahaan tempat bekerja sudah akan lewat berganti ke profesi baru. Dan selalu di profesi baru akan ada pengorbanan yang harus Anda lakukan bila ingin sukses.
Jika utang sudah terlanjur mencekik leher dan beberapa bulan lagi anda akan memasuki pensiun, segera lakukan perhitungan aset yang dimiliki dan sebisa mungkin lunasi dengan cepat agar bunga utang tidak membengkak. Kemudian mulailah merubah pola hidup menjadi sederhana. Semoga beruntung.
Halaman Selanjutnya
Halaman