Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan asumsi dasar ekonomi makro seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan nilai tukar tidak ada perubahan atau tetap sama sesuai nota keuangan.
"Pertumbuhan ekonomi global meski diproyeksi 3,9%, ada potensi pelemahan dan sepertinya beberapa laporan akan merilis penurunan ke 3,7% ini faktor risiko yang kita hadapi," kata Suahasil di Banggar DPR, Jakarta, Selasa (18/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tingkat inflasi di tahun 2019 pun masih dijaga di level rendah yakni 3,5% dengan kunci menjaga stabilitias harga pangan ke depannya.
Sedangkan nilai tukar rupiah, kata Suahasil, masih sesuai asumsi awal yakni Rp 14.000 per US$.
"Dengan Komisi XI disepakati Rp 14.400 per US$," jelas dia.
Untuk SPN 3 bulan pemerintah menetapkan 5,3%, dan untuk harga minyak dunia sebesar US$ 70 per barel. Selanjutnya, lifting minyak ada kenaikan dari yang semula 750 ribu barel per hari menjadi 775 ribu bps, dan lifting gas tetap 1,25 juta barel setara minyak.
Meski belum ada yang berubah, Suahasil mengaku bahwa pemerintah tetap mewaspadai ketidakpastian global yang memberikan dampak terhadap asumsi dasar ekonomi makro Indonesia di 2019.
"Ada juga tantangan FFR, proteksionisme, China, perang dagang, dan ketegangan politik serta cuaca ekstrim. Faktor lainnya adalah harga komoditas," tutup dia.