Menteri PANRB Syafruddin mengatakan, kerja sama ini terselenggara untuk mengamankan seleksi CPNS dengan jumlah kebutuhan mencapai 238.015 orang. Sehingga, ada kepastian CPNS murni tanpa ada rekayasa.
"Hal ini bermaksud memberikan kepastian pada CPNS melakukan seleksi, bahwa apa yang diupayakan betul-betul murni, tidak ada satu hal pun yang mengganggu atau direkayasa pihak lain," terangnya di Kementerian PANRB Jakarta, Jumat (28/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syafruddin mengatakan, gangguan yang dimaksud seperti adanya tindakan percaloan atau joki dalam seleksi CPNS. Dengan menggandeng Polri, dia berharap masyarakat tidak menjadi resah.
"Tentu ada hal-hal yang bisa terjadi antara lain sistem percaloan, joki dan sebagainya yang selama ini kerap berlangsung di tengah masyarakat. Kami mohon Polri jajaran antisipasi melalui operasi besar-besaran menggunakan teknologi canggih menangkap pelaku," tambahnya.
Memang, seleksi CPNS saat ini telah menggunakan sistem elektronik yang canggih. Namun, Syafruddin mengatakan, perlu ada tambahan pengamanan.
"Walaupun BKN menggunakan sesuatu yang cukup maju dalam IT yang berkembang pesat dan dilakukan setahun lalu, tapi perlu back up pengamanan. Tentu secara spesifik bukan hanya pengaman, tapi proses setelah pelaksanaan," tutupnya. (zlf/zlf)