Millenium Danatama: Koreksi IHSG Bisa Terjadi

Millenium Danatama: Koreksi IHSG Bisa Terjadi

Millenium Danatama - detikFinance
Selasa, 03 Mei 2011 10:17 WIB
Millenium Danatama: Koreksi IHSG Bisa Terjadi
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan kemarin (2/5/2011) ditutup naik 29,7 poin (0,77 %) di level 3849,30 dan merupakan level baru yang kembali diukir IHSG. Indeks LQ-45 juga naik 6,7 poin (0,98%) di level 687,35. Kenaikan ini ditopang oleh aksi beli bersih (net buy) yang kembali dilakukan investor asing dengan total mencapai Rp 763,57 miliar. Total volume transaksi mencapai 4,4 miliar lembar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,5 triliun. Kenaikan IHSG ditopang oleh sektor perkebunan yang naik cukup signifikan mencapai 2,15 % di level 2249,38. Masih tingginya permintaan CPO dunia sebagai bahan baku makanan dan juga bahan bakar nabati, membuat ekspektasi investor terhadap saham-saham perkebunan, khususnya emiten CPO masih cukup positif, walaupun harga dari beberapa saham perkebunan sudah termasuk mahal (over valued).

Beberapa faktor yang mendorong kenaikan IHSG kemarin adalah pengumuman Indeks Harga Konsumen (IHK), dimana seperti prediksi sebelumnya bahwa pada bulan april terjadi deflasi sebesar 0,31 % yang hampir sama dengan deflasi yang terjadi pada bulan maret lalu sebesar 0,32 %. Harga bahan pokok makanan yang cenderung turun sepanjang bulan april menjadi faktor terjadinya deflasi. Di samping itu, rilis kinerja laporan keuangan dari emiten untuk kuartal I/2010 sesuai dengan estimasi investor, bahkan ada beberapa emiten yang melampaui ekspektasi investor. Aksi korporasi dari beberapa emiten, seperti pembagian deviden, right issue, maupun penerbitan obligasi turut menjadi faktor yang mendorong kenaikan IHSG kemarin.

Walaupun IHSG masih berpotensi menguat sepanjang bulan ini, tetapi beberapa resiko juga siap menghambat kenaikan tersebut, khususnya ekspektasi inflasi yang masih masih cukup tinggi yang juga diakselerasi dari tren harga minyak dunia dan komoditas. Bank Indonesia memperkirakan inflasi tahun ini mencapai 4 %-6 %, walaupun perkiraan itu bisa meleset jika tidak ada langkah yang cukup terpadu dari BI dan pemerintah, khususnya dalam menjaga kestabilan harga bahan pokok makanan dan distribusinya. Di tambah lagi sumbangan dari komponen harga yang diatur pemerintah, khususnya rencana pembatasan BBM bersubsidi dan juga kenaikan harga gas dan tarif jalan tol. Jika, semua kompenen penyumbang inflasi tersebut tidak dapat dikelola dengan baik, maka kemungkinan target inflasi baik yang ditetapkan pemerintah sebesar 5,3 % dan BI 4-6 % tidak akan tercapai. Dan ekspektasi inflasi cukup tinggi, maka respon kebijakan moneter untuk menaikan suku bunga kemugkinan akan diambil oleh BI. Beberapa pr ediksi menyebutkan, suku bunga acuan sampai dengan akhir tahun ini diperkirakan bisa mencapai 7 %-7,25 %.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koreksi berpotensi bisa terjadi pada perdagangan hari ini, sehubungan dengan kenaikan IHSG yang sudah terjadi dalam beberapa hari terakhir. Kemungkinan investor akan melakukan realisasi ambil untung dari kenaikan beberapa hari terakhir. Beberapa bursa Asia dan Eropa juga hari ini akan kembali dibuka, setelah kemarin ditutup karena libur. IHSG pada perdagangan hari ini kemungkinan bergerak di level 3820-3860.

Sedangkan saham-saham yang masih cukup menarik untuk diperhatikan seperti, saham LSIP, SGRO, BMRI, BJBR, ADRO, PGAS, CMNP, INDF, dan UNTR.

(ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads