Beberapa faktor yang mendorong kenaikan IHSG kemarin adalah pengumuman Indeks Harga Konsumen (IHK), dimana seperti prediksi sebelumnya bahwa pada bulan april terjadi deflasi sebesar 0,31 % yang hampir sama dengan deflasi yang terjadi pada bulan maret lalu sebesar 0,32 %. Harga bahan pokok makanan yang cenderung turun sepanjang bulan april menjadi faktor terjadinya deflasi. Di samping itu, rilis kinerja laporan keuangan dari emiten untuk kuartal I/2010 sesuai dengan estimasi investor, bahkan ada beberapa emiten yang melampaui ekspektasi investor. Aksi korporasi dari beberapa emiten, seperti pembagian deviden, right issue, maupun penerbitan obligasi turut menjadi faktor yang mendorong kenaikan IHSG kemarin.
Walaupun IHSG masih berpotensi menguat sepanjang bulan ini, tetapi beberapa resiko juga siap menghambat kenaikan tersebut, khususnya ekspektasi inflasi yang masih masih cukup tinggi yang juga diakselerasi dari tren harga minyak dunia dan komoditas. Bank Indonesia memperkirakan inflasi tahun ini mencapai 4 %-6 %, walaupun perkiraan itu bisa meleset jika tidak ada langkah yang cukup terpadu dari BI dan pemerintah, khususnya dalam menjaga kestabilan harga bahan pokok makanan dan distribusinya. Di tambah lagi sumbangan dari komponen harga yang diatur pemerintah, khususnya rencana pembatasan BBM bersubsidi dan juga kenaikan harga gas dan tarif jalan tol. Jika, semua kompenen penyumbang inflasi tersebut tidak dapat dikelola dengan baik, maka kemungkinan target inflasi baik yang ditetapkan pemerintah sebesar 5,3 % dan BI 4-6 % tidak akan tercapai. Dan ekspektasi inflasi cukup tinggi, maka respon kebijakan moneter untuk menaikan suku bunga kemugkinan akan diambil oleh BI. Beberapa pr ediksi menyebutkan, suku bunga acuan sampai dengan akhir tahun ini diperkirakan bisa mencapai 7 %-7,25 %.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan saham-saham yang masih cukup menarik untuk diperhatikan seperti, saham LSIP, SGRO, BMRI, BJBR, ADRO, PGAS, CMNP, INDF, dan UNTR.
(ang/ang)











































