Indeks sektoral saham mayoritas menguat kecuali indeks aneka indsutri yang melemah 1,57% ke level 1.056,25; indeks manufaktur turun 0,48% ke level 861,05; indeks konsumer turun 0,39% ke level 1.115,49; dan indeks perdagangan turun 0,07% ke level 494,94. Sementara penguatan dipimpin oleh indeks perkebunan yang
menguat 1,31% ke level 2.311. Lalu indeks infrastruktur naik 1,09% ke level 788,39; indeks properti naik 1% ke level 205,31; indeks industri dasar naik 0,64% ke level 401,04; indeks pertambangan naik 0,60% ke level
3.206,38; dan indeks keuangan naik 1,09% ke level 788,39. Indeks MBX, DBX, dan ISSI menguat. IHSG mengalami net foreign sell sebesar Rp 434,78 miliar dengan total pembelian asing Rp 1 triliun dan total penjualan
asing mencapai Rp 1,44 triliun.
Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Goodyear Indonesia (GDYR) naik Rp 500 ke Rp 12.500; Mayora Indah (MYOR) naik Rp 500 ke Rp 12.200; Indo Tambangraya Megah
(ITMG) naik Rp 450 ke Rp 46.700; Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) naik Rp 350 ke Rp 21.250; Sarana Menara Nusantara (TOWR) naik Rp 350 ke level Rp 10.750; Sinarmas Multiartha (SMMA) naik Rp 325 ke Rp
2.725; Smart (SMAR) naik Rp 200 ke Rp 6.800; Astra Agro Lestari (AALI) naik 200 ke level 23.350; dan Colorpark Indonesia (CLPI) naik 160 ke Rp 1.060.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi, aksi beli dari sebagian investor mampu mengangkat IHSG. Investor terlihat mulai mengakumulasi beberapa saham yang sudah terdiskon banyak. Secara teknikal, pelemahan di awal pekan setidaknya membawa
IHSG menjauhi area overbought sehingga membuka peluang untuk rebound . Penguatan ini dipicu oleh saham-saham berbasis komoditas. Saham ASII masih melemah terkena sentimen negatif cuti bersama pegawai Honda
di Jepang. Selama perdagangan, IHSG sempat menembus level 3.786,01 (level tertingginya) menjelang akhir sesi I dan juga sempat menyentuh level 3.765,98 (level terendahnya) menjelang penutupan dan akhirnya berhasil
tertahan di level 3.785,94. Volume perdagangan dan nilai total transaksi tercatat turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan nilai transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy .
Pergerakan nilai tukar Rupiah/US$ berdasarkan kurs BI melemah di level Rp 8.568/US$ dari sebelumnya di Rp 8.561/US$. Pergerakan Rupiah masih dipengaruhi oleh kekhawatiran investor terhadap perekonomian
Eropa terkait masalah penyelesaian krisis utang yang melanda wilayah tersebut. Rupiah sempat menguat setelah investor profit taking atas penguatan US$ namun, hanya menguat tipis.
Bursa saham Asia Pasifik bergerak menguat kecuali bursa saham Australia, Sri Lanka, Filipina, dan Vietnam. Pergerakan bursa Asia Pasifik dipengaruhi oleh penguatan saham-saham industri perkakas dan peralatan konsumer di Jepang. Selain itu, penguatan juga dipicu naiknya harga komoditas setelah Goldman Sachs Group Inc merekomendasikan beli komoditas minyak, tembaga dan seng.
Bursa saham Eropa mayoritas menguat kecuali Iceland dan Swedia. Penguatan terjadi di tengah krisis utang yang sedang menerpa di beberapa negara di wilayah Euro. Aksi beli investor di bursa saham Eropa dipengaruhi
oleh kenaikan harga logam sehingga mengurangi kekhawatiran investor terhadap krisis utang Eropa. Tetapi, investor masih berhati-hati seiring dengan penilaian bearish terhadap restrukturisasi utang Yunani oleh Moody's.
Bursa kawasan AS mayoritas bergerak melemah kecuali Meksiko, Brazil, dan Venezuela. Pergerakan bursa saham AS melemah tidak seiring dengan penguatan di bursa saham Eropa dan Asia Pasifik. Pelemahan kali ini dipicu aksi jual yang melanda saham-saham energi. Sebelumnya saham-saham manufaktur terkena aksi jual setelah adanya berita pelemahan manufaktur di China dan Jerman. Rilis data oleh Goldman Sachs yang menaikkan proyeksi atas harga minyak dan logam membuat investor mengakumulasi saham-saham tersebut di awal namun, menjelang akhir perdagangan saham-saham tersebut dilanda aksi jual. Investor masih mengkhawatirkan kondisi perlambatan ekonomi di AS. Sentimen positif datang dari data new home sales yang naik 7,3% menjadi 323.000. Sementara perkiraan hanya naik menjadi 300.000.
Pada perdagangan Rabu (25/5) diperkirakan IHSG akan berada pada support 3.760-3.773 dan resistance 3.793-3.800. Candle IHSG yang sebelumnya melemah tajam mulai tertahan dengan terbentuknya candle positif menyerupai hammer sehingga terlihat pola bullish harami . Pola ini menggambarkan kekuatan daya beli yang mulai menahan dorongan kekuatan daya jual yang ingin menekan harga. MACD masih bergerak turun dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic mulai reversal setelah mendekati area oversold . Pelemahan yang terjadi sebelumnya membawa IHSG kembali ke posisi di akhir April namun, hal ini merupakan koreksi sehat mengingat IHSG selama ini terus bergerak di sekitar area overbought . Penguatan kemarin menunjukkan minat beli sebenarnya masih besar karena secara fundamental baik ekonomi maupun emiten masih bagus. Kondisi ini bisa menjadi peluang untuk mengkoleksi saham-saham pilihan yang telah terdiskon besar.
(qom/qom)