Arus dana asing masih terus mengalir di pasar saham, terlihat dari posisi net buying asing yang mencapai Rp.1,98 triliun kemarin. Sejak awal Juli hingga kemarin asing telah mencatatkan net buying Rp.3,24 triliun. Ini mengindikasikan perekonomian Indonesia memberikan prospek pertumbuhan yang kuat.
Bank Indonesia diperkirakan masih akan menahan tingkat bunga acuannya pada level 6,75% hingga akhir tahun ini, meskipun ada sinyal inflasi mulai meningkat memasuki paruh kedua tahun ini. Namun diperkirakan peningkatan inflasi tidak akan melampaui target batas atas BI 6%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Optimisme membaiknya kembali perekonomian AS menjadi pemicu rally di bursa Wall Street. Pelaku pasar menyambut positif data ekonomi yang keluar seperti penjualan ritel Juni dan data tenaga kerja yang membaik dari periode sebelumnya.
Angka jobless claims pekan lalu turun menjadi 418.000, angka terendah dalam tujuh pekan terakhir. Angka lowongan kerja di AS bertambah 157 ribu Juni lalu, jauh lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya bertambah 36 ribu.
Membaiknya perkembangan ekonomi global tersebut juga membuat harga sejumlah komoditas kembali menguat. Harga minyak telah mencapai level USD98/barrel. Begitupun dengan harga bahan logam seperti emas, nikel dan timah bergerak dalam tren meningkat.
Berbagai faktor positif tersebut akan kembali memicu aksi beli di pasar saham. Saham-saham pertambangan, perbankan, manufaktur, dan konsumsi akan kembali menjadi fokus perhatian investor.
IHSG diperkirakan akan bergerak ke atas menguji level psikologis di 4000 dengan resisten pertama di 3960. Sementara support ada di 3900.
Perhatikan :
ASII 64800-68000 Trading Buy
ADRO 2500-2650 Buy
BMRI 7250-7600 Buy
UNTR 24600-26000 Buy
KAEF 270-305 Buy on Weakness
MAPI 4025-4500 Buy on Weakness
MNCN 920-1100 Maintain Buy
BJBR 1180β1240 Maintain Buy
(ang/ang)











































