IHSG selama sepekan anjlok 10,7% membuat bursa saham Indonesia pekan kemarin mencatatkan kinerja terburuk di kawasan Asia. Sepanjang tahun ini hingga akhir pekan kemarin, IHSG telah terkoreksi 7,5%.
Aksi jual asing menjadi faktor pendorong utama kejatuhan pasar saham Indonesia, terutama sejak Agustus lalu, terimbas memburuknya iklim pasar keuangan global. Di saat bersamaan nilai tukar rupiah terhadap dolar juga cenderung melemah hingga sempat menembus level Rp.9200/US dolar pada pekan kemarin, sebelum akhirnya ditutup di bawah Rp.8800/US dolar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga minyak mentah di pasar AS akhir pekan kemarin sudah di USD78,85/barrel, turun hampir 14% sepanjang tahun ini. Harga nikel dan timah dunia di pasar London telah jatuh masing-masing 28% dan 29% sepanjang tahun ini.
Sementara rebound yang terjadi di sejumlah bursa di AS maupu Eropa pada perdagangan akhir pekan kemarin terutama dipicu pernyataan ECB yang akan mengambil langkah-langkah baru untuk mengatasi krisis utang di zona Euro. Pada perdagangan hari ini, pembelian selektif masih berpeluang terjadi.
IHSG diperkirakan akan bergerak konsolidasi. IHSG akan bergerak di level support di 3370 dan resisten di 3472. Minat beli diperkirakan akan meningkat pada saham-saham unggulan yang bergerak di sektor barang konsumsi, perbankan, infrastruktur, dan industri semen menyusul harga sahamnya yang sudah murah.
Perhatikan :
ASII 56200-60900 Buy on Weakness
ITMG 40500-41900 Buy
INDF 4300-4800 Sell on Strength
BUMI 2050-2275 Buy on Weakness
BMRI 5400-5750 Sell on Strength
BBRI 5450-5900 Sell on Strength
JSMR 3425-3725 Buy
SMGR 7650 -8400 Buy, Stop loss 7900
UNTR 18800-20600 Maintain Buy
BBNI 3300-3600 Maintain Buy
(ang/ang)